Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, menduga ada korupsi dana relokasi terhadap tiga Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Dugaan ini berangkat dari ketiga sekolah, yakni SDN Burangkeng 03, SDN Burangkeng 04, dan SDN Ciledug 03, yang tak kunjung direlokasi meski proyek sudah berlangsung dua tahun.
"Kalau kayak gini ada indikasi kuat korupsi dana relokasi. Saya tidak menuduh, tapi indikasi kuat. Enggak masuk akal saya," ujar Rieke dalam rapat dengar pendapat (RDP) di SDN Burangkeng 03, Selasa (5/8/2025).
Rieke menjelaskan, alokasi anggaran pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan sudah "sepaket" dengan dana relokasi kawasan sekitar area proyek.
Karena bertahun-tahun tidak ada kejelasan mengenai nasib ketiga sekolah, ia pun mempertanyakan aliran dana relokasi tersebut.
"Pertanyaannya, di mana duitnya untuk relokasi? Proyek sudah jalan dari 2021, sekolah kagak direlokasi," tegas Rieke.
Rieke memohon atensi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil langkah serius terhadap dugaan penyelewengan dana relokasi.
"Presiden Prabowo mohon ada atensi bagi proyek startegis nasional yang anggarannya sudah dikucurkan negara, dengan bukti proyeknya sudah jalan," ucap dia.
"Di situ ada anggaran relokasi, anggaran perbaikan fasilitas bagi negara yang terdampak, tolong ungkap, usut tuntas, dan tangkap," tegas Rieke.
Selain itu, Rieke juga meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang untuk memperhatikan nasib ketiga sekolah tersebut.
"Tadi saya sudah berkomunikasi dengan Pak KDM akan memberikan dukungan penuh, kita berjuang dengan Gubernur Jawa Barat, dengan Bupati Bekasi," kata dia.
Sebanyak tiga SDN di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, terdampak proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan.
Adapun lokasi SDN Burangkeng 03 hanya berjarak sekitar 15 meter dari proyek pembangunan ruas tol.
Dekatnya jarak sekolah ini membuat kegiatan belajar mengajar anak didik terganggu akibat suara bising dari deru alat berat proyek pembangunan tol.
Kondisi ini membuat wali murid khawatir setiap kendaraan berat lalu lalang yang menuju area proyek.
Kondisi tak berbeda dialami SDN Ciledug 03. Lingkungan sekolah ini bahkan bersinggungan langsung dengan proyek ruas tol.
Namun, pembangunan konstruksi pada ruas jalan tol di titik ini berhenti sementara. Hal ini disebabkan karena terhalang salah satu ruang kelas SDN Ciledug 03.
Sementara SDN Burangkeng 04 mengalami dampak paling parah dari proyek ini.
Sekolah ini "dikepung" pembangunan ruas pada proyek ini. Pada sisi samping, jarak sekolah sangat berdekatan dengan pembangunan jalan tol.
Sementara di sisi depan dan belakang, sekolah tersebut "terjepit" dua tiang pemancang ruas tol layang.
Selama proyek sekolah ini berjalan, sejumlah gedung sekolah mengalami retak akibat getaran yang ditimbulkan dari alat berat proyek.
Tak hanya itu, lingkungan sekolah kini diselimuti debu yang berasal dari tanah proyek pembangunan.
Kondisi ini membuat banyak pelajar terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).