Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor Universitas UMMI Bogor, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menyampaikan muhasabah yang menyentuh hati dalam kajian Subuh yang digelar di Bogor, Selasa (5/8).
Dalam perenungan spiritual itu, Guru Besar IPB University sekaligus Anggota Komisi IV DPR RI tersebut mengingatkan umat Muslim tentang makna mendalam dari Shalat Subuh, lebih dari sekadar rutinitas ibadah.
“Waktu Subuh adalah kesempatan untuk menilai diri sendiri: seberapa dekat dirimu dengan Allah?” ujar Prof. Rokhmin mengawali tausiyahnya. Ia menegaskan bahwa Subuh adalah momen suci, saat ruh manusia diuji: antara tunduk pada kantuk atau memilih sujud kepada Tuhan.
“Shalat Subuh bukan rutinitas. Ia adalah deklarasi spiritual bahwa kamu memilih akhirat, bukan kenyamanan dunia,” tegasnya.
Prof. Rokhmin mengajak umat Islam untuk merenung lewat fenomena sederhana namun sarat makna: jalanan yang lengang saat Subuh dan lalu lintas yang padat di jam kerja. Menurutnya, itu bukan sekadar rutinitas sosial, tapi cerminan dari kondisi hati dan prioritas hidup manusia.
“Waktu Subuh adalah cermin. Seberapa besar kamu mencintai dunia? Seberapa jauh kamu dari Allah?” ucapnya.
“Berangkatlah, sebelum dunia gaduh. Sujudlah, sebelum ego menang. Sebab fajar menyimpan pertanyaan, dan kau, adalah jawabannya. Munafik tak hadir di Subuh. Tidakkah kau takut disebut demikian?” lanjut Prof. Rokhmin, dengan nada lembut namun menggetarkan.
Ia menegaskan, “Batas orang munafik itu di Shalat Subuh dan Isya. Karena hanya orang beriman yang mampu melawan kantuk dan dingin demi bersujud kepada Tuhannya.”
Melalui muhasabah tersebut, Prof. Rokhmin mengajak umat Islam untuk tidak terjebak dalam hiruk pikuk dunia semata. Ia menekankan pentingnya memulai hari dengan kemenangan rohani. “Karena dunia hanyalah jembatan, bukan tujuan akhir,” ujarnya.
Menurutnya, Subuh adalah babak pertama dalam pertarungan harian antara manusia dan setan. “Siapa yang menang di Subuh, biasanya akan menang sepanjang hari,” ucapnya.
Muhasabah itu kemudian ditutup dengan puisi syahdu berjudul "MUHASABAH", yang mengajak pembaca untuk kembali bercermin:
MUHASABAH
Sepinya jalan di waktu subuh dan ramainya di waktu jam kerja, seakan bercerita kepada kita. Tentang sifat dan kecintaan manusia terhadap dunia dan malasnya terhadap akhirat.
Waktu subuh adalah kesempatan untuk menilai diri sendiri tentang seberapa dekat dirimu dengan Allah.
Seberapa besar kamu menginginkan surga, sanggupkah kamu meninggalkan tempat tidur untuk kemudian bersegera bersujud kepada Tuhanmu?
Shalat Subuh adalah tolok ukur keimanan seseorang, batas antara kita dengan orang munafik adalah menghadiri Shalat Isya dan Shubuh.
Sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua Shalat tersebut.
Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalkan shalat subuh?
Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat subuh karena aktivitas tidur.
Shalat Subuh adalah babak pertamamu melawan setan, entah kamu yang berhasil menjatuhkannya ataukah setan yang justru menjatuhkanmu dengan membuatmu tertidur.
Dengan pesan-pesan spiritual yang mendalam, Prof. Rokhmin mengajak umat Muslim untuk memulai hari dengan kesadaran ruhani yang kokoh, memilih Allah daripada kenyamanan duniawi, dan menjadikan Subuh sebagai titik awal kemenangan atas nafsu dan godaan.