Ikuti Kami

Ruhut: Jangan Pakai Kacamata Kuda Soal Kerumunan Presiden

"Tidak masuk akal menyamakan peristiwa tersebut dengan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab atau (HRS)".

Ruhut: Jangan Pakai Kacamata Kuda Soal Kerumunan Presiden
Politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul kembali menyampaikan pernyataan tegas terkait peristiwa kerumunan yang melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca: Banjir Jakarta, Dewi: Anies Hanya Bikin Rekayasa Cerita

Sebagaimana diberitakan, peristiwa tersebut terjadi ketika Jokowi sedang melakukan kunjungan di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ruhut Sitompul menegaskan tidak masuk akal menyamakan peristiwa tersebut dengan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab atau (HRS).

Menurut Ruhut Sitompul, pihak yang menyamakan kedua peristiwa tersebut memakai kacamata kuda.

Hal tersebut dilontarkan Ruhut Sitompul lewat cuitan di akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul pada Jumat (26/2).

“Yang menyamakan Kunjungan Presiden RI Bpk Joko Widodo ke NTT dgn Kasus HRS mereka2 yg memakai Kaca Mata Kuda,” katanya dalam cuitannya.

Tak hanya itu saja, Ruhut Sitompul juga lantas meminta pihak-pihak tertentu untuk tidak nyinyir.

“Jadi sangat berbeda sudah nggak usah Nyinyir,” ujar pria yang merupakan seorang pengacara itu.

Lebih lanjut, Ruhut Sitompul menuturkan bahwa nyinyiran tersebut hanya membuang energi, seperti tong kosong nyaring bunyinya.

“Ngebacot buang-buang energi saja atau sama dengan tong kosong nyaring bunyinya MERDEKA,” ujarnya tegas.

Sebelumnya diketahui, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin telah membuat klarifikasi atas kerumunan tersebut.

Baca: Gembong: Prasasti Jalur Sepeda, Pemprov DKI Tak Sensitif !

Bey Machmudin menjelaskan bahwa kerumunan yang terjadi merupakan spontanitas yang dilakukan Jokowi untuk menghargai antusiasme masyarakat.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan Jokowi membagikan souvenir berisi buku, kaos, dan masker kepada warga saat berada di tengah kerumunan tersebut.

“Itu spontanitas presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, souvenirnya itu buku, kaos, dan masker. Intinya presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan,” ucap Bey Machmudin.

Quote