Ikuti Kami

Saiful Hadi Ajak Masyarakat Tak Termakan Hoaks Saat Pandemi

“Perlu dan pentingnya kemampuan masyarakat untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit”.

Saiful Hadi Ajak Masyarakat Tak Termakan Hoaks Saat Pandemi
Ketua DPC PDI Perjuangan Kebumen, Saiful Hadi saat menjadi pemateri webinar literasi digital yang digelar Kominfo bersama DPR RI, Selasa (7/9/2021).

Kebumen, Gesuri.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kebumen, Saiful Hadi mengatakan Pandemi Covid-19 telah berlangsung di Indonesia hampir dua tahun lamanya. 

Sehingga, lanjutnya, kondisi ini tak sadar menciptakan infodemi hingga bermunculan disinformasi yang bersumber dari konten atau berita hoaks.

Baca: Amien Rais Soal Isu Presiden 3 Periode, Halusinasi Kadrun !

Gangguan informasi cukup berdampak besar pada penanganan pandemi Covid-19 termasuk mengakibatkan pemahaman masyarakat tidak lengkap tentang situasi yang sedang terjadi.

Kegiatan bertajuk ‘Urgensi Literasi Digital dalam Masa Pandemi’ menghadirkan pembicara anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan, Utut Adianto, serta Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Samuel Abrijani Pengarepan.

Pada kesempatan itu, Saiful Hadi menjelaskan, disinformasi ini dapat menimbulkan stigmatisasi terhadap rumah sakit, tenaga medis dan penyintas Covid-19, hingga keengganan masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan serta menjalani vaksinasi yang telah disarankan.

“Perlu dan pentingnya kemampuan masyarakat untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit,” paparnya saat menjadi pemateri webinar literasi digital yang digelar Kominfo bersama DPR RI, baru-baru. 

Dijelaskan Saiful, narasi berisikan informasi miring menjadi satu kendala utama yang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia mengatakan, masyarakat yang terlanjur percaya informasi hoaks cenderung menjadi lebih sulit untuk diajak mengimplementasikan cara penanggulangan pandemi.

“Tidak dipungkiri semakin berkembangnya teknologi digital, berimbas marak dan lebih mudahnya konten negative yuntuk diakses. Contoh ada bermuatan sara, hoaks, dan lain sebagainya,” bebernya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, penting untuk mencegah narasi-narasi hoaks tersebar dengan luas di tengah masyarakat.

“Masyarakat terlalu banyak menerima informasi di saat yang bersamaan, sehingga harus pintar memilah dan memilih,” tandas Saiful.

Baca: Kriminalisasi Ulama? Ruhut: Rizieq Shihab Memang Bersalah

Saiful yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini juga memberikan langkah cerdas dan cepat untuk dapat mengidentifikasi hoaks dengan memahami karakter dari hoaks seperti judul berita yang provokatif, tidak mencantumkan sumber kredibel atau tanggal kejadian, bahkan mengaburkan antara fakta dan opini.

“Lihat karakter informasinya, jika terlalu vulgar atau mungkin tendensius bisa di pelajari dulu jangan langsung share yang akhirnya meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

 

Koresponden: MH/derapjuang.

Quote