Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel Wattimena mendorong kuliner-kuliner khas daerah dipromosikan lewat semacam festival untuk pengembangan ekonomi kreatif, seperti "Soto Vaganza 2025" di Semarang.
"Ini (soto) kan suatu kekayaan kuliner yang luar biasa untuk sebuah Kota Semarang. Dan bahwasanya ada teman-teman ini yang kemudian mengkoordinir dan punya data tersebut, menurut saya ini spesial sekali," katanya, di sela gelaran "Soto Vaganza 2025" di Semarang, Minggu (4/5).
Seiring dengan pergelaran "Soto Vaganza 2025", ia mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang dan komunitas-komunitas yang saling bersinergi untuk mengangkat soto yang menjadi salah satu kuliner khas Kota Atlas.
Baca: Ganjar Ingatkan Tak Boleh Ada Matahari Kembar
"Saya berterima kasih sekali karena dalam waktu kurang dari satu tahun mendapatkan tambahan info lagi mengenai kekayaan kuliner di Semarang. Ternyata, porsinya (yang dibagikan) ada 4.000-an," katanya.
"Soto Vaganza 2025" menyajikan sebanyak 4.478 porsi secara gratis diikuti oleh lima warung kuliner legendaris Kota Semarang, yakni Soto Bangkong, Soto Pak Darno, Soto Neon, Soto Pak Ra'an, dan Soto Mas Boed.
Kemudian, sekitar 50 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner yang tergabung dalam PPJI (Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia), dan Komunitas Berkah (Membersamai Kami Menjadi Hebat).
Legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Dapil) 1 itu mengatakan bahwa pergelaran "Soto Vaganza" merupakan awal yang bagus untuk mempromosikan kuliner khas daerah, yakni Kota Semarang.
"Menurut saya ini spesial sekali. Walaupun tentunya ini baru langkah awal. Nantinya, kita mau ngapain nih dari sini? Itu yang nanti peli menjadi konsep bersama Ibu Wali Kota. Karena ini kan modalnya sudah kuat," katanya.
Bahkan, ia mengatakan bahwa "Soto Vaganza" bisa menjadi pendorong semacam even festival serupa yang mengangkat menu kuliner khas Kota Semarang lainnya, demikian juga daerah lainnya.
"Kalau bisa jangan hanya soto ya. Soto ini kan salah satu unggulan kuliner ya. Menurut saya, ini berkahnya ke dalam dan keluar buat masyarakat Kota Semarang. Ini kan modal pariwisata," katanya.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Tak hanya itu, kata dia, ekonomi kreatif karena warung-warung soto dan kuliner tentu membutuhkan banyak tenaga kerja yang ke depan bisa dipadukan dengan digitalisasi melibatkan generasi muda.
"Banyak konten yang bisa dibikin. Bisa saja nanti bikin konten masalah menu, persiapan, hingga pekerja yang dilibatkan. Dan ini kan baru di Semarang. Coba kalau di Jawa Tengah dieksplor nih, kan lebih banyak," katanya.
Para pengusaha soto kuliner yang menjadi "legend" pun bisa menjadi penyemangat bagi para pelaku UMKM kuliner yang baru agar bisa mengembangkan bisnis secara lebih besar dan melegenda.
"Kan di sini (Soto Vaganza) sudah ada lima soto 'legend'. Yang lain juga bisa jadi 'legend'. Yang muda bisa mempelajari jadi 'legend' gimana sih caranya?" pungkas Samuel.