Ikuti Kami

Perkenalkan Era Baru Post-Gen AI, Sofyan Tan Ingatkan Kampus untuk Bersiap Agar Tak Kaget

Post-gen AI dengan sendirinya akan  berinteraksi dengan sistem lain seperti website, aplikasi dan dokumen yang sudah berbasis elektronik.

Perkenalkan Era Baru Post-Gen AI, Sofyan Tan Ingatkan Kampus untuk Bersiap Agar Tak Kaget
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan.

Medan, Gesuri.id – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan mengingatkan perguruan tinggi untuk bersiap menghadapi era baru teknologi, yakni post-generative artificial intelligence (Post-Gen AI) yang sedang dikembangkan. 

Menurutnya, perkembangan ini akan membawa perubahan besar karena kecerdasan buatan tidak lagi sekedar menjawab pertanyaan dan menyajikan informasi, tetapi mampu bertindak sebagai agen yang memenuhi kebutuhan pengguna.

“Bukan sekedar menjawab pertanyaan dan perintah, Post-Gen AI nantinya sudah bisa menjadi asisten yang dapat menjadi agen dalam memenuhi keperluan manusia,” ungkap Sofyan Tan dalam acara yang digelar Direktorat Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI dengan tema Sosialisasi  Pemanfaatan AI Untuk Pembelajaran di Perguruan Tinggi yang digelar di Aula Hj. Ani Idrus Kampus STIK-P Medan, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Jumat (12/12).

Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan

Sofyan Tan pun mengilustrasikan perbedaan antara AI generatif dan post-gen AI ketika seseorang ingin bepergian ke Jepang. Pada era AI saat ini, pengguna yang ingin bepergian ke Jepang hanya akan menerima informasi mengenai kebutuhan perjalanan.

Namun pada era post-gen AI, teknologi tersebut akan mampu merancang seluruh kebutuhan, termasuk menyusun jadwal dan menegosiasikan harga dengan berbagai pihak layaknya agen biro perjalanan. 

Post-gen AI dengan sendirinya akan  berinteraksi dengan sistem lain seperti website, aplikasi dan dokumen yang sudah berbasis elektronik. Layaknya seorang asisten professional, ia akan membaca dan memahami lingkungan digital dan menjalankan proses kerja dari awal hingga akhir sesuai dengan kebutuhan manusia. “Ini yang sedang dikembangkan di Tiongkok,” ujarnya.

Tentu hal tersebut akan memiliki dampak dan ancaman tersendiri terutama jika dunia kampus tidak mempersiapkan diri dengan era baru dari sistem kecerdasan buatan tersebut. Apalagi jika dosen di kampus-kampus dan tenaga pengajar di tingkat sekolah masih menggunakan sistem dan pola lama dalam mengajar.

Sofyan Tan menjelaskan bahwa dunia telah melewati era hafalan, era pencarian melalui Google, hingga era algoritma. Saat ini, masyarakat berada pada tahap kecerdasan buatan seperti chatGPT, DeepSeek, dan Gemini, yang kemudian akan memasuki fase lanjutan post-gen AI. Tantangan di era teknologi yang berkembang cepat harus diimbangi dengan kecepatan dunia pendidikan dalam beradaptasi serta mencegah dampak negatif dari AI.

Satu hal menurutnya yang belum dimiliki AI saat ini dan masih membutuhkan filter dari manusia adalah sudut pandang nurani, etika dan moral. Untuk itu peran manusia jangan sampai tergantikan. Meskipun post-gen AI akan melakukan segalanya, namun keputusan dalam memilah dan memilih tetap harus dipegang sepenuhnya oleh manusia berdasarkan etika moral dan nurani kemanusiaan. “AI adalah asisten pribadi kita, dan manusialah yang menjadi rem moral, nurani dan etika dalam penguasaannya,” kata Sofyan Tan.

Dalam kesempatan itu, Sofyan Tan juga mengenang dukungan luar biasa yang diberikan pendiri Harian Waspada dan juga Kampus STIK-P Medan, Hj. Ani Idrus, terhadap perjuangannya sebelum era reformasi.

Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri 

Ia menyebut bagaimana Hj Ani Idrus selalu menugaskan wartawannya untuk memberitakan pandangan-pandangan di media ketika sejumlah pihak mencoba memboikot Sofyan Tan. Bahkan saat dirinya dipanggil ke Kantor Polisi Militer di Jalan Sena karena kritik keras yang disampaikannya terhadap pemerintahan sebelum era reformasi, sejumlah wartawan ikut mendampingi.  

Acara tersebut turut dihadiri perwakilan Kemendiktisaintek Wilson Sitorus bersama tim; Ketua STIK-P Medan Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP; narasumber acara Wakil Rektor Universitas Satya Terra Bhinneka RinRin Meilani Salim, S.Kom., M.Kom.; dan Nazil Mumtaz Al-Mujtahid, S.I.Kom., M.Sos., kandidat doktor dari UINSU, serta para dosen, dan peserta dari mahasiswa.

Ketua STIK-P Medan Sakhyan Asmara dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada Sofyan Tan yang sudah dikenalnya lama sejak masih sama-sama berjuang di masa muda. Bahkan ia mengenang Sofyan Tan sebagai sosok ‘gila’ yang dijuluki oleh koran nasional ternama karena ketokohan dan kegigihannya dalam berjuang di dunia pendidikan. Bahkan hingga saat ini sebagai anggota DPR, tetap memberikan perhatian besar di dunia pendidikan.

Quote