Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI, Shanty Alda Nathalia, turun langsung untuk meresmikan program Desa Peduli Sumber Daya Air (DPSA), Jumat (10/10).
Tidak hanya seremoni, Shanty juga membawa solusi konkret berupa dana aspirasi senilai Rp63.200.000.
“Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, Desa Galuhtimur memang rawan kekeringan. Karena itu, kita perlu waspada dan saling mendukung,” ujar Shanty.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Dana tersebut dialokasikan sepenuhnya untuk mendukung program DPSA di Galuhtimur. Fokus utamanya adalah membangun sistem penampungan air hujan yang efektif serta melindungi sumber mata air yang ada agar berkelanjutan dan bisa dimanfaatkan warga sepanjang tahun.
Menurut Shanty, Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi darurat air bersih yang mengancam banyak wilayah. Program seperti DPSA, menurutnya, adalah jawaban konkret untuk menjaga ketersediaan air langsung di tingkat desa, memberdayakan masyarakat untuk mandiri secara sumber daya air.
Tanpa air, manusia tak bisa hidup. Di banyak daerah kita sudah mengalami krisis air bersih,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Shanty secara simbolis melakukan pemotongan pita. Momen ini menandai selesainya pembangunan sebuah penampung sumber air di Dukuh Makamdawa, yang menjadi salah satu infrastruktur vital hasil dari program ini. Warga menyambut program ini dengan antusiasme tinggi, mengingat kekeringan adalah masalah tahunan yang selalu menghantui mereka.
“Galuhtimur harus menjadi contoh nyata bahwa menjaga air berarti menjaga kehidupan,” tambah Shanty. Edukasi dan Teknologi Sederhana.
Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
Program ini tidak hanya soal membangun fisik. Amin Sutanto, seorang ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa DPSA juga berfokus pada edukasi. Masyarakat diajak untuk mengubah perilaku dan lebih bijak dalam memanfaatkan air.
“Masyarakat perlu memanfaatkan air secara bijak, termasuk menampung air hujan agar tidak terbuang percuma,” jelas Amin, yang menjabat sebagai Pengendali Ekosistem Ahli Madya.
Melalui program ini, warga dilatih untuk membangun penangkap mata air. Selain itu, mereka juga diajarkan cara mengelola dan mengolah air hujan dengan teknologi sederhana agar layak untuk dikonsumsi. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan warga pada pasokan air dari luar desa, terutama saat musim kemarau panjang tiba