Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr Sofyan Tan Ingatkan ingatkan seruan pembubaran DPR, sesungguhnya hanya akan menimbulkan konsekuensi institusional yang berbahaya, dimana fungsi legislatif dapat terhenti, pemerintahan terganggu, proses anggaran terhambat, berpotensi mengacaukan sistem demokrasi Indonesia secara keseluruhan dan membuka peluang terjadinya kekacauan sosial politik di masyarakat.
Sofyan Tan mengatakan, keberadaan DPR sebagai lembaga tinggi negara adalah amanat dari UUD 1945 dan atas dasar Pancasila sila keempat yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
“Karena itu sesungguhnya tidak ada permintaan pembubaran DPR dalam tuntutan 17 +8 yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa resmi yang dilakukan mahasiswa. Karena mereka tahu, membubarkan DPR sama seperti ingin meruntuhkan Pancasila dan bertentangan dengan UUD 1945,” kata Sofyan Tan.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
Dikatakannya, seruan bubarkan DPR sesungguhnya hanya dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang ingin membuat suasana gaduh dan kacau hingga situasi negara tidak lagi bisa dikontrol.
Hal ini sudah mulai terungkap dan memperjelas mana aksi yang ditunggangi dan aksi yang murni menyuarakan tuntutan 17 +8.
Dirinya mengakui bahwa masih banyak yang harus diperbaiki di dalam tubuh lembaga tinggi negara yakni DPR.
Harus diakui masih ada anggota DPR yang kinerjanya kurang baik dan sembarangan dalam memberikan pernyataan hingga menyakiti hati masyarakat.
Namun bukan berarti bisa digeneralisasi bahwa seluruh anggota DPR adalah tidak baik.
Masih banyak anggota DPR yang bekerja dengan baik, menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat serta mewujudkan program yang berpihak ke rakyat.
Hanya saja orang-orang seperti ini dianggap tidak populis dan terasing dari hingar bingar politik tanah air.
Sofyan Tan mengungkapkan, selama 11 tahun dirinya menjabat sebagai anggota DPR, tentu ada kegelisahan di hati ketika ada oknum-oknum anggota DPR yang disorot karena berbagai kasus dan kontroversi.
Namun bukan berarti kegelisahan tersebut menjadi alasan yang membuat dirinya harus berhenti berbuat.
Jika dirinya berhenti, maka tidak akan ada 17 ribu anak-anak dari keluarga miskin mendapatkan beasiswa kuliah gratis melalui KIP Kuliah.
Tidak akan tersalurkan tepat sasaran beasiswa PIP kepada 600 ribu lebih siswa dari keluarga kurang mampu dan tidak akan ada perhatian kepada guru-guru di 3.700 sekolah yang pernah dikunjunginya.
“Setiap saya turun ke sekolah-sekolah, masih ada saya temukan guru yang meratap karena honornya rendah, masih ada sekolah yang ruang kelasnya tak layak pakai. Serta masih ada air mata dari orang tua siswa yang jatuh berderai karena anaknya terancam putus sekolah dan tidak bisa lanjut kuliah. Apakah saya harus berhenti?” ujar Sofyan Tan.
Untuk itu, dirinya mendukung ada perbaikan di internal DPR. Namun harus juga ada upaya yang sama di tubuh lembaga tinggi negara yang lain.
Dirinya juga mendukung efisiensi anggaran. Namun harusnya efisiensi itu dimulai dari menghapus program-program yang menyedot banyak anggaran dan tidak bermanfaat di rakyat.
Sofyan Tan berulang kali mengkritik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menghabiskan Rp335 triliun.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Sebab dengan anggaran tersebut sesungguhnya bisa dialihkan ke program sekolah gratis di sekolah swasta sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Dengan anggaran tersebut, sesungguhnya juga bisa memberikan kuliah gratis bagi seluruh mahasiswa.
Namun sayangnya pemerintah lebih memilih program MBG yang kini banyak bermasalah dibanding program untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Saya kritik keras program MBG yang sedot anggaran Rp335 triliun yang faktanya mulai banyak masalah. Padahal tidak perlu anggaran sebesar itu untuk mengakomodir sekolah gratis sesuai putusan MK dan tidak sampai sebesar itu untuk menggratiskan uang kuliah. Namun yang gini-gini nggak dilakukan karena uang langsung masuk ke rekening siswa dan mahasiswa, tidak bisa diambil jadi proyek seperti MBG,” ungkapnya.