Ikuti Kami

Deddy Sitorus Beri Klarifikasi Soal 'Jangan Bandingkan Kami dengan Rakyat Jelata'

Deddy: Itu video lama, 10 bulan lalu, yang sengaja dipotong 20 detik pertama untuk menyerang saya.

Deddy Sitorus Beri Klarifikasi Soal 'Jangan Bandingkan Kami dengan Rakyat Jelata'
Anggota Komisi ll DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi ll DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang sempat viral dengan kalimat 'jangan bandingkan kami dengan rakyat jelata'.

“Itu video lama, 10 bulan lalu, yang sengaja dipotong 20 detik pertama untuk menyerang saya,” kata Deddy, dikutip pada Selasa (2/9/2025).

Menurut Deddy, pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah acara televisi pada Desember 2024. Saat itu, pembawa acara membandingkan gaji anggota DPR dengan pekerja berpenghasilan UMR.

“Saya bilang gaji DPR tidak bisa dibandingkan dengan 'gaji' rakyat jelata atau pekerja UMR. Kalau mau dibandingkan, ya dengan sesama lembaga tinggi negara seperti kementerian, BPK, KPK, atau BUMN. Itu baru adil karena diatur UU,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pernyataan tersebut murni soal perbandingan gaji, bukan menyangkut derajat atau status sosial.

“Mohon maaf kalau orang tersinggung. Tapi pernyataan saya jelas menolak perbandingan gaji, bukan perbedaan derajat seperti yang diembuskan,” ungkapnya.

Sebelumnya, pernyataan Deddy menuai kecaman publik, termasuk saat aksi unjuk rasa Aliansi Utara di Gedung DPRD Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (1/9/2025). 

Dalam aksi itu, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muammar, menyinggung langsung ucapan Deddy.

“Kalau kami sepakat Deddy Sitorus tidak mau disamaratakan dengan masyarakat, karena kami lebih tinggi dari dia. Dia adalah pelayan kami!” tegas Muammar disambut sorak sorai massa.

Muammar juga mendesak agar Deddy menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui video pernyataan demi meredam kemarahan masyarakat Tarakan.

Bahkan, Ketua DPRD Tarakan bersama 22 anggotanya serta Kapolres Tarakan menandatangani nota kesepakatan mendukung tiga tuntutan Aliansi Utara. Namun, massa tetap bersikeras meminta kehadiran langsung anggota DPR RI tersebut.

Wakil Ketua II DPRD Tarakan, Edi Patanan, sempat menghubungi Deddy melalui panggilan video di hadapan Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Utara, A.A. Muchammad Imanullah Aziz. Akan tetapi, penjelasan Deddy justru kembali memicu reaksi keras dari massa.

Quote