Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mengajak siswa dan generasi muda di provinsi itu untuk ikut memperkuat moderasi beragama sebagai pilar utama menjaga keutuhan bangsa dalam keberagaman.
“Moderasi beragama adalah fondasi hidup berbangsa di tengah keragaman. Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak ekstrim ke kanan maupun ke kiri. Kita berdiri di tengah, saling menghormati, bekerja sama, dan hidup rukun dalam perbedaan,” kata Sumanto di Semarang, Kamis.
Sehingga, lanjut dia, generasi muda harus memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi serta menjauh dari sikap ekstrem dan intoleran yang dapat merusak harmoni sosial.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan hanya tugas tokoh agama atau pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk generasi muda di lingkungan sekolah.
“Anak-anak muda harus paham bahwa Indonesia ini berdiri bukan karena kesamaan, tapi karena perbedaan yang dijaga dengan rasa hormat dan semangat persatuan. Tugas kita semua menjaga warisan ini,” lanjutnya.
Sumanto menilai, sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa yang terbuka, inklusif, dan toleran terhadap keberagaman agama, budaya, dan suku.
“Kalau sekolah bisa menjadi tempat tumbuhnya karakter moderat, maka kita sedang menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak mudah terpecah belah oleh isu SARA,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada SMK Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Karanganyar yang telah memberi ruang diskusi dan edukasi tentang pentingnya moderasi beragama.
“Saya harap kegiatan seperti ini bisa digelar rutin. Jangan berhenti di sini. Bangun dialog lintas agama, ajak siswa mengenal tradisi yang berbeda, agar mereka bisa tumbuh sebagai pribadi yang bijak dan toleran,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Sumanto juga mengingatkan siswa untuk bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca: Ganjar Tekankan Pentingnya Loyalitas Kepala Daerah
Ia menyebut, era digital saat ini menjadi tantangan besar bagi generasi muda karena maraknya penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
“Kalau tidak dibentengi dengan pemahaman moderasi, anak-anak muda mudah sekali terprovokasi. Media sosial jangan dijadikan tempat menyebar kebencian, tapi ruang untuk menyuarakan perdamaian dan persatuan,” tegasnya.
Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kerja sama lintas perbedaan, Sumanto berharap Jawa Tengah dapat menjadi contoh daerah yang kokoh dalam menjaga kerukunan.