Ikuti Kami

Tindakan Intoleransi di Solo Barbar, Aparat Harus Tegas!

Tindakan anarkis emosional semacam itu adalah cerminan dari peradaban barbar yang sama sekali melecehkan kesantunan wong Solo.

Tindakan Intoleransi di Solo Barbar, Aparat Harus Tegas!
Politikus PDI Perjuangan asal Solo, Aria Bima.

Solo, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan asal Solo, Aria Bima mengecam penyerangan kepada peserta rangkaian acara pernikahan di Solo. Menurutnya, tindakan pelaku penyerangan itu merupakan cerminan peradaban barbar.

"Tindakan anarkis emosional semacam itu adalah cerminan dari peradaban barbar yang sama sekali melecehkan kesantunan wong Solo," kata Aria Bima di Solo, Minggu (9/8).

Baca: Rudy: Jangan Ada Lagi Pertanyaan Soal Pencalonan Gibran

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu mengatakan seharusnya seluruh permasalahan di negara hukum bisa diselesaikan secara konstitusional. Untuk itu, kepolisian wajib mengusut tuntas kasus yang menyebabkan tiga orang warga Solo keturunan Arab itu luka-luka.

"Dalam negara hukum yang demokratis seharusnya seluruh persoalan diselesaikan melalui perundangan konstitusional. Sangat disayangkan dan perlu ditangani oleh pihak kepolisian sebagai aparat penegak hukum," katanya.

Tindakan tersebut juga dirasa menambah permasalahan yang ada. Apalagi saat ini tengah terjadi pandemi virus Corona atau Covid-19.

"Dalam situasi negara sedang fokus menangani problem ekonomi dan problem COVID-19 saat ini, tentunya ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sebagai komponen pendukung," ujarnya.

Aria juga meminta aparat untuk bertindak tegas. Sebab peristiwa seperti ini sudah berulang kali terjadi.

Baca: PDI Perjuangan Jaktim Resmikan Sekretariat PAC di Ciracas

"Peristiwa semacam ini sudah lama dan sering terjadi. Dan hal ini bolak-balik terjadi, tidak ada yang berani tegas sehingga pola tindakan ini ditradisikan untuk menyelesaikan masalah. Kali ini harus tegas aparat," ucap Aria.

Peristiwa Intoleransi itu bermula saat kelompok ormas radikal mendapatkan informasi ada kegiatan dari Mazhab yang menurut mereka sesat, di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8) sekitar waktu magrib. Kelompok itu berusaha membubarkan acara yang ternyata adalah doa bersama rangkaian acara menjelang pernikahan.

Quote