Ikuti Kami

Wali Kota Risma Pamer Kemajuan Surabaya

Risma pamer sejumlah keberhasilannya membangun Kota Surabaya kepada perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari 41 negara.

Wali Kota Risma Pamer Kemajuan Surabaya
Ilustrasi. Puji Surabaya, delegasi Jerman ingin gubernur dan walikota Jerman belajar di Surabaya.

Bandung, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, hadiri pertemuan Asosiasi Badan Pemeriksa Keuangan Sedunia (INTOSAI) Working Group on Environmental Auditing (WGEA) di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa (17/7).  

Baca: Risma Pastikan Surabaya Kota Layak Investasi Internasional

Berperan sebagai pembicara, Risma pamer sejumlah keberhasilannya membangun Kota Surabaya kepada perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari 41 negara. Terutama, keberhasilannya dalam penataan lingkungan.

Dalam pemaparannya, Risma yang merupakan kader kebanggaan PDI Perjuangan itu menyampaikan berbagai program terkait penataan lingkungan di daerahnya. Mulai dari penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) hingga penataan kampung kumuh menjadi indah dan nyaman. Targetnya Surabaya memiliki 40 persen RTH dari luasan wilayah kota yang biasa disebut kota Pahlawan.

“Kota Surabaya menargetkan 40 persen RTH dari total luas wilayahnya. Dari target tersebut, saat ini baru terealisasi sebesar 23 persen,” ujar Risma.

Demi mencapai target tersebut, Risma terus berupaya melakukan banyak program. Contohnya saja memanfaatkan lahan pemerintah yang tidak terpakai sebagai taman kota. 

"Kita juga bebaskan lahan sekitar TPA tempat pembuangan akhir (TPA). Kita rencana 34 hektar tapi baru berhasil bebaskan 17 hektar. Ada cara juga lahan pemerintah kota belum diplotting(untuk lahan) hijau, kita plotting untuk taman. Karena memang permintaan warga," ujarnya. 

Kemudian pihaknya juga sangat serius menata perkampungan. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kehidupan perkampungan. Apalagi, kata dia, hampir 50 persen wilayah Surabaya merupakan perkampungan.

"Surabaya 50 persen kampung. Dipertahankan kampung itu, (ditata) sudah enggak kumuh lagi. Kita fasilitasi salurannya. Kita pertahankan kehidupan (di kampung) karena gotong royong ada di situ," ujarnya. 

Tidak hanya peningkatan jumlah RTH dan merapikan lingkungan kumuh, Risma juga memperbanyak kawasan bebas kendaraan atau Car Free Day (CFD) yang kini sudah ada delapan titik. Tujuannya memberi dampak positif untuk meningkatkan kualitas udara di Surabaya. 

Baca: Cross Culture Sukses, Risma Tegaskan Surabaya Aman

"2008 itu dulu CFD satu sekarang ada delapan," ujarnya. 

Atas kinerjanya mengubah Surabaya menjadi kota yang hijau dan bersih, Risma didapuk menerima penghargaan Lee Kuan Yew City Prize kategori special mentions di Singapura.

Quote