Ikuti Kami

Yang Sedang Bangkit Adalah DI/TII, Bukan PKI

Nindy: Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa selalu PKI yang ditakutkan akan bangkit ? Apakah DI/TII juga tidak akan bangkit ?

Yang Sedang Bangkit Adalah DI/TII, Bukan PKI
Seniman sekaligus Kader PDI Perjuangan Nindy Ellesse. (Foto: @nindy_ellesse)

Jakarta, Gesuri.id - Seniman sekaligus Kader PDI Perjuangan Nindy Ellesse menanggapi maraknya isu "kebangkitan PKI" akhir-akhir ini.

Isu itu, sampai memicu pembakaran bendera PDI Perjuangan oleh kelompok radikalis yang kerap melempar fitnah bahwa PDI Perjuangan adalah PKI. 

Nindy memaparkan, dalam proses berdirinya Indonesia, banyak terjadi pemberontakan.  PKI dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), adalah beberapa diantara berbagai gerakan pemberontakan dalam sejarah Indonesia.

Baca: Potensi Kebangkitan DI/TII Lebih Besar dari PKI

Dan semua gerakan pemberontakan tersebut bisa diberantas.

"Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa selalu PKI yang ditakutkan akan bangkit ? Apakah DI/TII juga tidak akan bangkit ?," ujar Nindy. 

Pelantun lagu Gelora Cinta itu mengungkapkan, hak persamaan politik bagi keturunan PKI sudah disahkan oleh Amien Rais sebagai Ketua MPR pada tahun 2003. 

Pertanyaannya adalah, lanjut Nindy, mengapa setelah penumpasan gerakan DI/TII, hak politik mereka tidak diberangus  oleh rezim Orde Lama maupun Orde Baru.  

"Bahkan anak salah satu Panglima DI/TII diberikan Beasiswa oleh Orba dan kemudian mendirikan Partai Politik di negara ini," ungkap Nindy.

Nindy pun mempertanyakan, apakah hak keturunan DI/TII tak diberangus hanya karena mereka beragama Islam. 
Kalau begitu alasannya, Nindy pun mempertanyakan apakah anggota PKI tidak beragama Islam sehingga mereka diberangus hak-haknya. 

"Jika ada bantahan : 'Karena PKI telah membunuh 7 Jendral !'. Lantas apakah DI/TII juga tidak melakukan pembunuhan ? Bukankah dalam ajaran Islam pembunuhan dan pembantaian adalah hal keji yang dilarang ?," ujar Nindy. 

Nindy kembali mempertanyakan, jika merujuk dalam agama, apakah dosa membunuh itu membedakan siapa yang dibunuh. Jika membunuh orang biasa dosanya juga biasa, jika membunuh Jendral dosanya besar.

"Kira-kira apakah seperti itu ?" ujar Nindy. 

Baca: Basarah: Siapapun Masuk PDI Perjuangan Harus Nasionalis!

"Bagi saya saat ini justru yang makin terlihat jelas dan nyata gerakan yang sedang berevolusi dari DI/TII yang dahulu ingin mendirikan NII, jika sekarang istilahnya 'Khilafah'," ungkap Nindy.

Nindy melanjutkan, 'evolusi' dari DI/TII itu melakukan mobilisasi massa untuk gerakan-gerakan demonstrasi, menyusup pada lingkup Pemerintahan, serta mendoktrin masyarakat awam lewat Majlis Taklim. Mereka berbaur dan berkamuflase dengan agenda terselubung, mengujarkan kebencian terhadap Pemerintah dengan dalih "hak menyuarakan pendapat".

"Agama Islam saat ini bagi mereka dijadikan sebagai alat pemukul bagi mereka yang berseberangan pendapat dengan mereka.  Agama Islam saat ini dijadikan sebagai alat berlindung atas pembenaran semua tindakan mereka.
Apakah ini tidak bisa disebut sebagai penistaan agama Islam yang dipermainkan untuk kepentingan politik mereka ?" ujar Nindy. 

Nindy mengingatkan, Indonesia diperjuangkan bukan oleh satu Suku, Ras dan Agama. Masyarakat di Negara ini pun bukan hanya satu Suku, Ras dan Agama.

"Indonesia adalah negara majemuk. Oleh sebab itu harus ber-Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita bersama menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa," pungkas Nindy.

Quote