Ikuti Kami

Demo Harus Segera Berakhir, Berpotensi Ganggu Ekonomi 

Sistem politik seharusnya tidak menjadi faktor destabilisasi terhadap risiko berusaha dan ekonomi di Indonesia. 

Demo Harus Segera Berakhir, Berpotensi Ganggu Ekonomi 
Ilustrasi. Toko tutup.

Jakarta, Gesuri.id - Aksi massa yang diikuti kerusuhan selama dua hari yaitu 21 dan 22 Mei tak hanya membawa dampak kerugian terhadap stabilititas keamanan nasional namun juga yang tak kalah pentingnya dipastikan sangat berpotensi mengganggu kondisi ekonomi negara. 

Baca: Kemenangan Jokowi-Ma'ruf, Kemenangan Rakyat Indonesia

Anggota Komisi XI dari Fraksi PDI-P Hendrawan Supratikno mengatakan sistem politik seharusnya tidak menjadi faktor destabilisasi dan meningkatkan persepsi terhadap risiko berusaha dan ekonomi di Indonesia. 

"Bila ini terjadi, kita (Indonesia) membayarnya dengan sejumlah penurunan investasi, peningkatan biaya-biaya transaksi bisnis dan melemahnya kepercayaan masyarakat," ujarnya.

Ia juga menilai kondisi yang berkembang merupakan ujian bagi Indonesia untuk terus melakukan konsolidasi, sosialisasi dan internalisasi terhadap nilai-nilai demokrasi. 

Kondisi yang berkembang memunculkan persepsi terhadap kelembagaan demokrasi di Indonesia belum diimbangi munculnya budaya demokrasi yang memadai.

"Kita sudah sepakat memilih demokrasi. Dalam demokrasi, nilai keterbukaan, kejujuran, keadilan, check & balance, harus dilembagakan," ujar Hendrawan.

Hendrawan berharap seluruh protes terhadap Pemilu dapat disalurkan secara efektif melalui lembaga penegak hukum yang ada. Selain itu, para tokoh juga sebaiknya memiliki sikap yang objektif dan dewasa dalam berdemokrasi.

Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng berharap kerusuhan aksi demonstrasi 22 Mei 2019 atas penolakan hasil pemilihan presiden (Pilpres) segera berakhir. Pasalnya, lanjut Melchias, demo yang terus memanas bakal merugikan perekonomian Indonesia.

"Jadi (demo) ini tidak boleh terlalu lama," ujarnya seperti dikutip dari laman CNNIndonesia.com, Selasa (22/5).

Melchias juga mengaku prihatin dengan aksi demo masyarakat yang disusupi oleh 'penumpang gelap', sehingga berkembang menjadi kerusuhan. Terlebih, calon Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan bakal menempuh jalur Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melaporkan indikasi kecurangan.

Sebagai ketua komisi DPR yang membidangi sektor keuangan dan perbankan, Melchias mengingatkan aksi rusuh bakal mengganggu perekonomian. Hal itu sudah terlihat dari sejumlah perusahaan maupun pusat perbelanjaan yang terpaksa libur pada hari ini. Keputusan untuk meliburkan aktivitas tersebut diambil dengan mempertimbangkan keamanan.

"Kalau perusahaan tidak beroperasi itu dampaknya besar sekali ke penerimaan perusahaan," ujarnya.

Selain itu, investor juga bisa menarik diri dulu, menunggu perkembangan situasi yang ada. Akibatnya, investasi yang masuk ke Indonesia bisa berisiko turun.

Baca: Charles Ungkap Aksi Humanis Polisi Dalam Rusuh 22 Mei

"Investor yang mau masuk akan melihat dulu. Keadaan yang seperti ini akan berlangsung berapa lama akhirnya mengambil sikap wait and see," ujarnya.

Menurut Melchias, masyarakat Indonesia seharusnya bisa melihat praktik demokrasi yang baru-baru ini terjadi di Australia. Dalam hal ini, proses Pemilu Federal di Australia berlangsung aman dengan hasil yang dihormati oleh warganya.

"Kita (Indonesia) mau ekonomi tumbuh 7 persen, 6 persen, kalau model begini bagaimana bisa mencapainya?," ujar wakil dari Fraksi Golongan Karya ini.

Quote