Medan, Gesuri.id - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengatakan tindakan radikalisme, tidak sepenuhnya karena anti terhadap agama lain.
Banyak orang ikut dalam kelompok radikalisme karena merasakan ketidakadilan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan dan termarjinalkan lebih rentan terpapar dan melakukan tindakan radikalisme. Hal ini membuat radikalisme kian masif.
Kunci untuk menekan radikalisme tidak semata hanya dengan penegakan hukum, tetapi dengan menciptakan keadilan, menegakkan hukum dengan baik, dan pada gilirannya membuka pintu kemajuan di bidang ekonomi.
”Oleh karena itu, mari kita berjuang dengan kesamaan hati kita bahwa Indonesia ini adalah milik kita bersama. Hidup bersama dengan penuh kerukunan, kebersamaan di dalam keberbedaan,” kata Mahfud di Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024).
Hary menyampaikan terima kasih karena ribuan jemaat yang menyambut Mahfud dan rombongan dengan baik. Kunjungan itu merupakan bagian dari prinsip toleransi yang dipegang teguh oleh Mahfud.
Dia menyebut, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki tujuh ciri, yakni pengetahuan yang baik, pengalaman di bidang hukum, tidak korupsi atau tamak, tidak memiliki kepentingan pribadi, sehat jasmani dan rohani, sayang keluarga, serta mempunyai sikap toleransi.
Dari Medan, Mahfud dijadwalkan menghadiri acara di Perkampungan Pemuda Gereja HKBP Jetun di Tapanuli Utara. Di tempat itu, Mahfud bertemu pimpinan Gereja HKBP dan menghadiri diskusi bertema ”Refleksi Konflik Agraria di Sumatera Utara”. (Sumber)