Ikuti Kami

Maknai Rekonsiliasi Kotor, Rizal Ramli Menyedihkan

Arti paling sederhana dari rekonsiliasi di masa damai adalah Silaturahmi.

Maknai Rekonsiliasi Kotor, Rizal Ramli Menyedihkan
Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengatakan pemaknaan rekonsiliasi secara negatif oleh tokoh nasional Rizal Ramli sangat menyedihkan. Sebab, arti paling sederhana dari rekonsiliasi di masa damai adalah Silaturahmi.

"Dan itu adalah amanah agama Islam dan agama-agama wahyu yang lain," kata Eva kepada Gesuri, Rabu (10/7). 

Baca: Demokrasi Indonesia Semakin Baik di Era Jokowi

Jadi rekonsiliasi atau silaturahmi adalah kata yang suci dan bernilai tinggi karena bisa mempersatukan bangsa. Hal itu juga menjadi bagian dari ajaran ideologi Pancasila.

"Kalau itu dimaknai negatif oleh bang Rizal maka sedih saja kita. Saatnya mendukung persatuan demi maju ke depan, agar Indonesia lebih makmur," kata Eva. 

Seperti diketahui, Rizal menilai rekonsiliasi sebagai kata-kata kotor. Menurut Rizal, rekonsiliasi banyak diartikan sebagai bagi-bagi kursi sehingga dia berpandangan sinis pada kata itu.

Sebab, proses rekonsiliasi membutuhkan pengakuan kebenaran dari kedua pihak yang berkonflik terlebih dahulu. Setelah ada pengakuan, maka proses rekonsiliasi bisa dijalankan.

Dia mencontohkan kasus rekonsiliasi yang dilakukan mantan pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela. Kala itu, semua yang melakukan kejahatan kemanusiaan dan rasial harus menyampaikan pengakuan di depan publik terlebih dahulu.

Baca: TKN: Rekonsiliasi dengan Memulangkan Rizieq, Aneh!

Setelah melakukan pengakuan, publik lalu memaafkan para pelaku. Hasilnya, kini Afrika Selatan dapat hidup damai antara kulit hitam dan putih.

“Ini kita (ujug-ujug) rekonsiliasi, truth-nya nggak ada,” tegas mantan Menko Kemaritiman itu.

Quote