Jakarta, Gesuri.id - Associate Researcher Indikator Politik Indonesia (IPI), Akhmad Khoirul Umam menganalogikan raihan PDI Perjuangan di Pemilu 2019 mirip strategi mantan pelatih tim sepak bola Manchester United Jose Mourinho.
Caranya, dengan menarik perhatian pada satu tokoh hingga kemudian sisi lainnya tak dilihat publik.
Baca: Jokowi-Ma'ruf Menang Besar di Ethiopia
Bila dalam dunia sepak bola, Mourinho menarik perhatian publik padanya ketimbang timnya. Untuk PDI Perjuangan, perhatian dan isu negatif hanya ditujukan pada kadernya, Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan, PDI Perjuangan secara parpol tak jadi sasaran kritik.
"Unik sepertinya PDI Perjuangan jadi kayak gunakan strategi Mourinho. Semua kontroversi ditarik ke level pilpres jadi enggak ada koreksi ke parpolnya. Potensi menang besar," ujarnya.
Akhmad menilai keunggulan sementara PDI Perjuangan kali ini terbilang fenomena baru. Menurutnya, belum pernah ada parpol yang unggul dua kali berturut-turut dalam Pileg seusai era reformasi.
"PDI Perjuanga bisa bertahan dua kali dalam pileg setelah reformasi. Dulu PDIP (1998), Golkar (2004), Demokrat (2009), PDIP (2014) dan sekarang PDIP lagi," katanya.
Menurutnya, strategi yang digunakan PDIP untuk unggul dalam pileg mirip yang digunakan pelatih sepak bola Jose Mourinho.
Baca: Hasil Hitung Cepat Bukti Kepercayaan Masyarakat ke Jokowi
Berdasarkan hasil hitung cepat IPI, PDI Perjuangan mendapat keunggulan perolehan suara 21,57 persen. Perolehan data sampai saat ini baru mencapai 20,16 persen dan partisipasinya 75,14 persen.
Di bawah PDI Perjuangan yang menjadi kampiun ialah Gerindra di nomor dua (12,17 persen). Selanjutnya, Golkar (11,45 persen), PKB (10,28 persen), Nasdem (9,57 persen), Demokrat (7,81 persen), PKS (6,82 persen), dan PAN (6,19 persen).