Ikuti Kami

Tujuh Kali Gagal ke Rote, Ganjar Diangkat jadi Pimpinan Tertinggi Funu Keu

Capres 2024 nomor urut 3 itu ditasbihkan menjadi anak sulung keluarga besar Nusak Termanu. 

Tujuh Kali Gagal ke Rote, Ganjar Diangkat jadi Pimpinan Tertinggi Funu Keu
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Rote, Gesuri.id  - Kedatangan Ganjar Pranowo di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat sambutan meriah dari tokoh adat dan masyarakat, Sabtu (1/12). Lebih dari itu, Capres 2024 nomor urut 3 itu ditasbihkan menjadi anak sulung keluarga besar Nusak Termanu. 

Tiba di Bandara DC Saudale, Ganjar disambut Raja Nusak Termanu, Vicoas Amalo dan dijemput puluhan orang berkuda menuju istana Uma Batu di Feapopi, Kecamatan Rote Tengah. 

Di sana, mantan Gubernur Jawa Tengah itu kembali disambut secara adat. Kemudian menjalani prosesi pengangkatan sebagai anggota keluarga dan penganugerahan nama kebesaran. 

Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram

Pertama, prosesi safe tasioe atau pensucian diri. Ganjar berjalan ke singgasana yang berbentuk sasando dan dibasuh kakinya dengan air kelapa. Selanjutnya penyematan busana adat Rote. 

Dan, politikus berambut putih itu mendapat gelar Funu Keu, atau anak sulung satu-satunya lekaki di dalam keluarga. Dalam adat setempat, itu berarti menjadi pimpinan tertinggi dalam keluarga. 

Sekretaris Adat Suku Folateik Nusak Termanu, Gentry Amalo menuturkan bahwa pengangkatan Ganjar menjadi anggota keluarga tersebut sudah berdasarkan keputusan Dewan Adat. 

"Untuk itu, berdasarkan pengangkatan sebagai kerabat adat kepada Pak Ganjar. Dan, kami anugerahkan gelar adat dengan nama perang, yang Mulia Funu Keu," ujarnya. 

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengaku haru sekaligus senang karena sudah menjadi bagian dari masyarakat adat di Rote. 

Baca: Ternyata Ini Zodiak Ganjar Pranowo, Berikut Karakternya

"Saya sudah tujuh kali mau ke sini tapi selalu gagal. Dan, hari ini saya sudah sampai di sini. Saya terharu karena begitu luar biasa penyambutan masyarakat Rote," katanya. 

Kegiatan kali ini, lanjutnya, memberikan pesan moral tentang ikatan batin sebuah keluarga. Lebih dari itu adalah cara menjaga moral dan kebudayaan Indonesia. 

"Terima kasih. Pasti saya merindukan tanah ini untuk kembali," tandasnya.

Quote