Ikuti Kami

Aria Bima Ajak Kawal Pemilu Agar Tak Hanya Sah Secara Prosedural, Tapi Benar-Benar Berintegritas

Aria: Tidak hanya secara prosedural, tanpa nilai-nilai demokrasi.

Aria Bima Ajak Kawal Pemilu Agar Tak Hanya Sah Secara Prosedural, Tapi Benar-Benar Berintegritas
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengawal penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) agar tidak hanya sah secara prosedural, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya. 

Menurutnya, kualitas demokrasi tidak hanya diukur dari terlaksananya prosedur pemilu, melainkan dari integritas dan nilai yang terkandung di dalamnya.

“Mari kita kawal pemilu bersama, agar hasilnya tidak sah secara prosedural, tapi benar-benar berintegritas. Tidak hanya secara prosedural, tanpa nilai-nilai demokrasi,” kata Aria Bima, dikutip pada Senin (13/10/2025).

Ia menekankan, demokrasi sejati tidak cukup hanya memenuhi aturan formal seperti pelaksanaan pemungutan suara atau rekapitulasi hasil, tetapi juga harus mengedepankan nilai kebebasan, keadilan, dan kejujuran dalam setiap tahapnya.

“Prosedur demokrasi sudah, tapi nilai-nilai kebebasan, nilai-nilai keadilan, nilai kejujuran, nggak ada,” ucapnya.

Menurut Aria Bima, kondisi demokrasi di Indonesia sering kali hanya menekankan pada aspek prosedural, sementara substansi dan nilai-nilai moral dalam berdemokrasi sering terabaikan.

“Prosedur demokrasi dilaksanakan, tapi nilai demokrasinya lemah,” tegasnya.

Ia kemudian menjelaskan, sebuah negara yang demokratis ditandai bukan hanya oleh keberlangsungan pemilu, tetapi juga oleh jaminan terhadap kebebasan dan partisipasi rakyat dalam berbagai bentuk.

“Nah, Indonesia yang demokratis itu, Indonesia yang ditandai, bagaimana proses pemilu itu berjalan secara konstitusional, jujur, dan adil. Kemudian juga ditandai dengan kebebasan menyampaikan pendapat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aria Bima menegaskan bahwa kebebasan berserikat dan berkumpul juga menjadi indikator penting dalam menilai kualitas demokrasi.

“Satu lagi apa itu, berserikat dan berkumpul. Ada tiga variabel mengukur demokrasi di Indonesia,” jelasnya.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa demokrasi bukanlah tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil dari kolaborasi dan partisipasi semua elemen bangsa.

“Demokrasi adalah kerja bersama, bukan kerja sendiri. Terima kasih,” pungkasnya.

Quote