Solo, Gesuri.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menegaskan pentingnya Museum Radya Pustaka di Kota Solo sebagai ruang hidup yang merekam jejak ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa.
Dalam kunjungannya ke museum tertua di Indonesia itu, Aria Bima menyebut Radya Pustaka bukan sekadar tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, melainkan simbol kebijaksanaan dan penghormatan terhadap pengetahuan yang menuntun arah kemajuan bangsa.
“Radya Pustaka bukan museum yang diam, tapi museum yang bernapas. Ia mengajarkan kita untuk menghargai ilmu pengetahuan sebagai napas peradaban,” ujar Aria Bima, Rabu (5/11).
Politisi senior asal Solo itu mengungkapkan, dalam bahasa lama, Radya berarti yang dimuliakan, sedangkan Pustaka berarti naskah atau ilmu pengetahuan. Maka dari itu, nama Radya Pustaka sendiri telah menjadi manifestasi dari penghormatan bangsa terhadap pengetahuan dan kebudayaan.
“Didirikan pada 28 Oktober 1890, Radya Pustaka bukan hanya museum pertama yang didirikan oleh anak negeri sendiri, tapi juga simbol dari kesadaran intelektual bangsa kita,” lanjutnya.
Aria Bima menuturkan, Solo pada masa lalu adalah pusat kebudayaan modern Nusantara. Melalui Radya Pustaka, masyarakat dapat menelusuri jejak bagaimana kebudayaan Jawa berinteraksi dengan modernitas, dan bagaimana ilmu pengetahuan dijadikan pondasi dalam membangun peradaban.
“Bangsa yang menghargai ilmu, akan dimuliakan oleh peradaban. Itulah pesan yang diwariskan para pendiri Radya Pustaka kepada kita,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.
Ia pun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak sekadar menjadikan museum sebagai tempat wisata sejarah, tetapi juga ruang pembelajaran tentang nilai, etika, dan kebijaksanaan leluhur.
“Kunjungi Radya Pustaka, resapi napas kebijaksanaan dari masa lalu. Dari sinilah kita belajar bahwa pengetahuan dan budaya adalah kekuatan sejati bangsa,” tutupnya.
Museum Radya Pustaka kini menjadi salah satu destinasi warisan budaya paling penting di Kota Solo. Selain menyimpan koleksi naskah kuno, patung, dan peninggalan kerajaan, museum ini juga menjadi simbol perjuangan intelektual anak bangsa dalam menjaga dan menghidupkan nilai-nilai peradaban Nusantara.
















































































