Jakarta, Gesuri.id – Aktivis muda Virdian Aurellio mengajak generasi muda, khususnya Gen Z, untuk lebih kritis terhadap wacana menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional. Ia menilai, glorifikasi terhadap rezim Orde Baru bisa mengancam kebebasan demokrasi dan kesadaran politik generasi muda saat ini.
“Kenapa kalian rela kebijakan publik ditentukan orang tua yang tak peduli masa depan kita? Kalau musik saja kalian bela supaya sesuai selera kalian, kenapa masa depan negara tidak?” ujar Virdian dalam diskusi publik “Soeharto Bukan Pahlawan” di Jakarta, Rabu (5/11).
Virdian menekankan, generasi muda adalah pemegang saham terbesar Republik ini: 65 persen di antaranya berasal dari kelompok milenial dan Gen Z. Karena itu, ia menilai penting bagi anak muda untuk mengambil peran politik secara aktif, bukan menyerah pada narasi lama yang menyesatkan.
“Politik bukan urusan elit. Everything is political. Dari harga internet, transportasi umum, sampai cara kita bisa jatuh cinta di kota ini-semuanya hasil keputusan politik. Jadi jangan pernah bilang politik bukan urusan kita,” katanya.
Ia juga menyinggung nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang disebut sebagai salah satu pihak mengusulkan gelar pahlawan bagi Soeharto.
“Kalau benar Bahlil yang mengusulkan, aneh juga. Bagaimana mungkin rezim yang menindas rakyat malah diangkat jadi teladan?” ujarnya.
Di akhir pidatonya, Virdian menyerukan agar generasi muda menolak segala upaya memutihkan sejarah kelam Orde Baru. “Kita tolak Soeharto jadi pahlawan demi kehidupan kita hari ini dan masa depan kita semua,” tegasnya.
















































































