Banjar, Gesuri.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Ganjar Pranowo, menegaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pesan itu ia sampaikan usai menanam pohon Cendana asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Arboretum Ayu Tirta, Jalan Ahmad Yani Km 10, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (12/11/2025).
Di bawah langit mendung dan udara lembap pascahujan, Ganjar tampak berkeliling bersama Direktur PT Bandangantirta Agung, Chendrawan Sugianto, menyusuri jalur setapak di kawasan konservasi seluas delapan hektare itu. Dengan mengenakan kaus dan jaket hitam serta celana jeans, ia beberapa kali berhenti untuk memperhatikan tanaman-tanaman langka yang tumbuh di area tersebut.
“Kalau ada gerakan masyarakat atau kesadaran dari masyarakat, pengusaha contohnya, yang membuat taman dan menanam banyak pohon langka atau endemik, maka kelak orang akan tahu bahwa ‘ini toh pohonnya’,” ujar Ganjar. Ia menilai, pelestarian lingkungan hanya akan berhasil jika tumbuh dari kesadaran bersama, bukan sekadar instruksi pemerintah.
Ganjar juga menekankan pentingnya peran arboretum sebagai pusat edukasi dan penelitian lingkungan. “Anak-anak bisa belajar di sini, orang-orang bisa meneliti, dan itu akan membantu pelestarian alam. Bagus lah,” ujarnya sambil mengacungkan jempol.
Menurutnya, gerakan menanam pohon tidak sekadar simbol kepedulian lingkungan, tetapi juga bagian dari perjuangan ideologis menjaga warisan bumi Indonesia. Ia menilai, kesadaran ekologis harus menjadi budaya baru bangsa—mulai dari sekolah, komunitas, hingga ruang publik.
Sementara itu, Chendrawan Sugianto menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ganjar dan partisipasinya dalam menanam pohon Cendana NTT. Ia menyebut penanaman tersebut menjadi simbol keberagaman hayati Indonesia. “Sebelumnya kami sudah menanam ulin, eboni Sulawesi, dan merbau Papua. Ke depan, kalau ada tokoh lain datang, akan kami tanam pohon berbeda dari masing-masing pulau,” ujarnya.
Saat ini Arboretum Ayu Tirta menampung lebih dari 100 jenis pohon bernilai konservasi tinggi seperti ulin, meranti merah, mahoni, gaharu, dan maja pahit. Kawasan yang mulai ditanami sejak 2012 ini resmi dikembangkan menjadi arboretum pada 2019 di bawah pengelolaan Ayu Tirta Foundation. Selain berfungsi sebagai ruang konservasi, arboretum juga menjadi tempat edukasi dan penelitian lingkungan bagi pelajar maupun masyarakat umum.
Chendrawan menuturkan, arboretum tersebut didedikasikan untuk kedua almarhum orang tuanya, Agung dan Yuliana, sekaligus menjadi persembahan bagi Bumi Lambung Mangkurat—simbol penghormatan terhadap alam dan kehidupan.

















































































