Ikuti Kami

Ini Kenangan Hendrawan Akan Sosok Kang Jalal

Hendrawan mengatakan Jalaluddin adalah tokoh yang gemar bertukar pengalaman dan gagasan.

Ini Kenangan Hendrawan Akan Sosok Kang Jalal
Politisi senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno memiliki kenangan tersendiri akan Intelektual Muslim dan tokoh komunikasi Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal) meninggal, Senin, (15/2).
 
Hendrawan mengatakan Jalaluddin adalah tokoh yang gemar bertukar pengalaman dan gagasan. Ia mengatakan sangat kehilangan dengan meninggalnya Jalaluddin.

"Beliau tokoh Islam yang inklusif dan menaruh perhatian besar pada perkembangan peradaban Islam," kata Hendrawan di Jakarta.

Baca: Kang Jalal Wafat, Bamusi: Bangsa Indonesia Kehilangan

Menurut Hendrawan, Jalaluddin adalah seorang cendekiawan Muslim Kang Jalal itu dikenal tertarik pada perkembangan peradaban, modernisasi, religiositas dan sastra, dan Pancasila.

Jalaluddin banyak menulis buku, di antaranya berjudul Psikologi Komunikasi, Rekayasa Sosial, Psikologi Agama, Tafsir Kebahagiaan, Islam Alternatif, dan lainnya. "Dulu (juga) kolumnis Majalah Tempo," kata Hendrawan.

Ketika itu, kata Hendrawan, tulisan-tulisan Jalaluddin tampil bersama karya sejumlah cendekiawan lain seperti Mahbub Djunaedi, Th. Sumartana, Sutjipto Wirosardjono, dan Abdurrachman Wahid alias Gus Dur.

Baca: Bung Karno, Muslim Nasionalis Pembela Kaum Tertindas

Jalaluddin lahir di Bandung, 29 Agustus 1949. Di masa mudanya, Jalaluddin dibesarkan di kalangan Nahdlatul Ulama, kemudian aktif di gerakan Muhammadiyah. Belakangan ia dikenal sebagai salah satu tokoh Syiah di Indonesia. Jalaluddin ikut membidani salah satu organisasi Syiah di Indonesia yakni Jamaah Ahlulbait Indonesia pada Juli 2000.

Jalaluddin Rakhmat meraih gelar master komunikasi dari Iowa State University dan doktor ilmu politik dari Australian National University. Bergabung menjadi staf pengajar Unpad sejak 1978, ia kemudian terjun ke politik pada 2013. Jalaluddin menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 dari PDI Perjuangan.

Quote