Ikuti Kami

Kang Jalal Wafat, Bamusi: Bangsa Indonesia Kehilangan

Tokoh yang akrab disapa Kang Jalal itu menghembuskan nafas terakhir di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional, Bandung, Senin (15/2).

Kang Jalal Wafat, Bamusi: Bangsa Indonesia Kehilangan
Cendekiawan Muslim Jalaludin Rakhmat.

Jakarta, Gesuri.id - Kabar duka kembali menyelimuti umat Islam di Tanah Air, cendekiawan Muslim Jalaludin Rakhmat meninggal dunia pada usia ke-72 tahun.

Tokoh yang akrab disapa Kang Jalal itu menghembuskan nafas terakhir di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional, Bandung, Senin (15/2).

Menanggapi kabar duka tersebut, Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) H. Abidin Fikri menyatakan almarhum adalah tokoh Islam yang memiliki pemikiran cemerlang. 

Baca: Bamusi: Tuduhan Terhadap Din Syamsuddin Ahistoris!

Pemikiran-pemikiran Kang Jalal, lanjut Abidin, sangat mewarnai  khazanah Islam Indonesia. 

"Pemikiran-pemikiran beliau sangat luar biasa dan inspiratif,  bagi kemajuan umat Islam Indonesia," ujar Abidin. 

Bahkan, lanjut Abidin, pemikiran Kang Jalal tak hanya memperkaya khazanah Islam Indonesia, tapi juga memperkuat nilai-nilai kebangsaan. 

Kang Jalal juga merupakan tokoh yang kerap mendukung kebhinekaan dalam bingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila. Karena kesamaan Ideologi itulah, ujar Abidin, yang membuat  Kang Jalal  memilih bergabung dengan PDI Perjuangan. 

Bahkan, Kang Jalal juga pernah menjadi  anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Fraksi PDI Perjuangan.

"Jadi, saya fikir bukan hanya umat Islam yang kehilangan sosok Kang Jalal ini. Tapi juga bangsa Indonesia telah kehilangan sosok beliau yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan kita," ujar Abidin yang juga kader PDI Perjuangan ini. 

Hidup Kang Jalal memang bisa dikatakan 'diwakafkan' bagi dunia intelektual dan kebangsaan. 

Baca: Charles: Hanya PDI Perjuangan Komitmen Jaga Keberagaman

Kang Jalal merupakan dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) dan mengajar juga di Universitas Islam Bandung (Unisba). 

Jalaludin Rakhmat mendapatkan gelar master komunikasi dari Iowa State University dan doktor ilmu politik dari Australian National University.

Setelah pensiun sebagai dosen, pada tahun 2013 dia memutuskan terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PDI-Perjuangan.  Dia memilih partai tersebut karena menurutnya hanya PDI Perjuangan yang membela kaum minoritas dan wong cilik.

Quote