Ikuti Kami

Keberanian Bung Karno Menentang Amerika dan Inggris

Hal itu bisa dilihat ketika Bung Karno dengan gagah berani menentang Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1963. 

Keberanian Bung Karno Menentang Amerika dan Inggris
Presiden Pertama RI Soekarno.

Jakarta, Gesuri.id - Bukan rahasia lagi apabila Presiden pertama Republik Indonesia (RI) Bung Karno adalah sosok yang tak gentar menghadapi siapapun demi menjaga kedaulatan negeri. 

Hal itu bisa dilihat ketika Bung Karno dengan gagah berani menentang Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1963. 

Baca: Koster Minta Generasi Muda Tidak Lupakan Ajaran Bung Karno

Kala itu, pada 16 September 1963 pemerintah Malaka dan Inggris mengumumkan pendirian Federasi Malaysia yang meliputi wilayah Malaka, Singapura, Sabah, dan Sarawak. 

Bung Karno sebagai pemimpin Indonesia pun menolak pembentukan Federasi Malaysia itu. Dalam pandangan Indonesia kala itu, pembentukan Federasi Malaysia tak lebih sebagai salah satu bentuk persekongkolan para kolonialis dan membahayakan Indonesia yang baru saja membebaskan diri dari penjajahan.

Indonesia memang punya pengalaman tak mengenakkan dengan negara-negara Barat seperti Inggris dan Amerika beberapa tahun sebelumnya. 

Pada 1957-1958, pemberontakan PRR/Permesta di Sumatera dan Sulawesi didukung penuh secara persenjataan oleh negara-negara Barat melalui negeri-negeri 'satelit' nya seperti Malaya dan Filipina. Sehingga bisa dimaklumi apabila Indonesia marah besar pada campur tangan Inggris dalam pembentukan Federasi Malaysia. 

Sehingga, eksistensi Malaysia yang dibekingi Inggris dikhawatirkan bakal menggerus kembali kedaulatan Indonesia. 

Maka pada 23 September 1963, dengan suara lantang, Bung Karno meneriakan seruan "ganyang Malaysia" di hadapan puluhan ribu rakyat di Yogyakarta. 

Indonesia pun menghentikan hubungan dagang dengan Malaysia pada 23 September 1963. 

Tak hanya itu, Bung Karno juga membentuk poros Jakarta-Peking-Phnom Penh-Pyongyang untuk membendung persekutuan Inggris-Malaysia. 

Atas tingkah Indonesia tersebut, Amerika mulai menuntut agar Indonesia mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia.

Amerika pun menggunakan tuntutan itu sebagai syarat pencairan pinjaman International Monetary Fund (IMF) bagi Indonesia. 

Namun, dengan gagah berani Bung Karno justru berkata "go to hell with your aid" kepada Amerika melalui pidato 17 Agustus 1965.

Bung Karno pun mengakhiri kerjasama dengan IMF (termasuk dengan Bank Dunia).

Baca: Celaka Negara yang Tidak ber-Tuhan

Namun, sejarah berkata lain. Bung Karno tergerus kekuasaannya pasca terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966.

Perlahan tapi pasti, Soeharto menancapkan kekuasaannya sejak saat itu. Walhasil, pada 1967 Indonesia bergabung kembali menjadi anggota IMF.

Quote