Ikuti Kami

Kerinduan Terakhir Didi Kempot, Nyekar ke Makam Bung Karno

Didi Kempot: Niat ingsun sowan makam Bung  Karno, Proklamator Satria Negara.

Kerinduan Terakhir Didi Kempot, Nyekar ke Makam Bung Karno
Almarhum Didi Kempot pernah mengutarakan kerinduannya untuk berkunjung ke makam Presiden pertama RI Bung Karno di lagu terakhirnya berjudul: Sungkem. (Foto: Video Didi Kempot)

Jakarta, Gesuri.id - Almarhum Didi Kempot pernah mengutarakan kerinduannya untuk berkunjung ke makam Presiden pertama RI Bung Karno. 

Hal itu terungkap dari rekaman video terakhir berdurasi 3:50, dimana almarhum Didi Kempot sedang latihan lagu ciptaannya  yang terbaru berjudul 'Sungkem'. Lewat lagu ini ia menyampaikan niat ingin nyekar ke makam Bung Karno.

Baca: Didi Kempot Wafat, PDI Perjuangan: Seniman yang Luar Biasa

"Setiap kali aku lewat trotoar. Lantas teringat ketika pergi ke Blitar. Hawa dinginnya Gunung Kelud. Alu kedinginan sendiri tidur tanpa selimut," demikian syair yang dilantunkannya dalam lagu terakhirnya sebelum dipanggil Sang Kuasa, Selasa (5/5).

Namun, lanjutnya, ternyata ia hanya bermimpi dan bersyukur nafasnya masih ada. Sesaat setelah ia terbangun dari tidurnya, ia mengutarakan betapa merindukan ingin berkunjung ke makam Bung Karno di Blitar. 

"Niat ingsun sowan makam Bung  Karno, Proklamator Satria Negara. Aku berniat ziarah ke makamanya Bung Karno, Proklamator Pemimpin Negara. Aku ikuti jalannya matahari terbit, mengikuti lelahnya kaki. Yang aku pinta, tidak usah aku dijenguk, jika anakmu belum berhasil," demikian sepenggal syair kerinduan Alm Didi Kempot kepada Sang Proklamator. 

Di akhir lagu, ia mengatakan jika itu adalah lagunya terbaru dan tengah melakukan latihan.

Seperti apa penggalan liriknya?  Berikut petikannya :

Saben aku mlaku lewat trotoar 
(setiap aku jalan melewati trotoar)

Terus kelingan naliko lungo ning Blitar
(Lantas teringat ketika  pergi ke  Blitar)

Hawa adem kabute Gunung Kelud
(Hawa dingin kabutnya  Gunung Kelud)

Aku kademen turu ijen tanpa  selimut
(Aku kedinginan tidur sendiri tanpa selimut)

Reff I

Swara azan Subuh nangeke impiku
(Suara azan subuh membangunkan mimpiku)

Pitik  lanang celuk-celuk nggugah aku
(Ayam jago berkokok membangunkanku)

Grayap-grayap tanganku ngelus dadaku
(dengan meraba-raba tanganku mengelus dadaku)

Alhamdulillah, isih ono ambeganku 
(alhamdulillah aku masih bisa bernapas)

Utang kopi aku wis ora dipercoyo, apa maneh utang sega
(utang kopi saja sudah tidak dipercaya apalagi utang nasi)

Niat ingsun sowan makam Bung  Karno, Proklamator Satria Negara (Aku berniat ziarah ke makamanya  Bung Karno, Proklamator Pemimpin negara)

Tak eluke lakune srengenge njedul, nututi kang repahe dengkul (aku ikuti jalannya matahari terbit, mengikuti lelahnya kaki)
 
Sing tak suwun wis aku aja disusul anakmu yen durung makmur (Yang aku pinta, tidak usah aku dijenguk, jika anakmu belum berhasil )

Baca: Rudy Pastikan Didi Kempot Dimakamkan di Ngawi

Reff II

Swara azan Subuh nangeke impiku
(Suara azan subuh membangunkan mimpiku)
 
Pitik  lanang celuk-celuk nggugah aku
(Ayam jago berkokok membangunkanku)

Grayap-grayap tanganku ngelus dadaku
(dengan meraba-raba tanganku mengelus dadaku)

Alhamdulillah, isih ono ambeganku 
(alhamdulillah aku masih bisa bernapas)

Dalam latihan di video tersebut Didi Kempot bercanda kalau musiknya belum lengkap. "Musik belum komplit masih diisi. Belum ada gitar dan instrumen lainnya. Matur suwun," katanya. (Fin)  

Selamat jalan Didi Kempot! 

Quote