Jakarta, Gesuri.id - Semuanya berawal dari pemilihan Putra-Putri Solo 2009. Kala itu Selvi menjadi peserta dan Gibran sebagai juri. Namun, puncaknya ketika mereka berada di Singapura. Selvi yang dinobatkan menjadi Putri Solo 2009 bertugas di parade Festival Chingay.
Baca: Gibran: Cucu Ketiga Presiden Wajahnya Mirip Jan Ethes
Festival Chingay 2010, merupakan hajatan tahunan perayaan tahun baru Cina. Indonesia bersaing dengan 50 negara lainnya untuk memikat ribuan orang yang menonton parade itu. Bersama perwakilan dari Indonesia, Kota Surakarta turut meramaikan festival dengan mengirim rombongan Solo Batik Carnival dan Putra-Putri Solo.
Selvi ikut karena perannya juga sebagai duta pariwisata. Ia bertugas mempromosikan wisata Solo. Tak disangka-sangka di Singapura, ia kembali bertemu Gibran. Saat itu, Gibran sedang berkuliah di Management Development Institute of Singapore, di acara tersebut Gibran memberikan bantuan sampai ke hal-hal teknis.
Selvi masih ingat dan mengenal Gibran. Pertemuannya dengan Gibran menjadi pertemuan yang bersejarah. Dua hari setelah hari kasih sayang alias Valentine's Day, Gibran nyatakan cinta pada Putri Solo itu. Mendengar kabar membahagiakan itu, Ning Wiyarti, rekan sekamar Selvi saat di Singapura begitu bersemangat.
"Itu sebenarnya pengalaman membahagiakan. Pas di sana itu Gibran mau nembak (menyatakan cinta) Selvi. Momennya pas," ujar Ning dilansir dari detikcom.
Selain rekan sekamar, Ning merupakan salah satu penari Solo Batik Carnival. Dengan penuh antusias, Ning berniat mendandani Selvi agar terlihat kian cantik ketika kencan pertama dengan Gibran.
Baca: Jan Ethes Mentas, Jokowi: Musik Wahana Bangun Toleransi
"Mereka beli baju di sana (Singapura). Kami dandani biar makin pantas. Pokoknya cantik," kenang Ning.
Ning sebenarnya tahu keduanya sudah dekat sebelum festival berlangsung. Ia kurang tahu persis bagaimana perkenalan Gibran dengan Selvi, tapi Ning melihat mereka seperti sejoli ketika bertatap muka. Ning merasa keduanya begitu serasi.
Bagi Ning, Selvi adalah sosok yang periang, ramah, dan tidak sombong. Sedangkan Gibran, sosok yang pendiam, murah senyum, dan tekun. Ning merasa keduanya bisa saling melengkapi.