Jakarta, Gesuri.id — Dalam acara Dies Natalis ke-XXVI dan Wisuda Sarjana ke-XXIII serta Magister Hukum ke-VII Universitas Bung Karno (UBK) di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (26/11), Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri kembali mengangkat kisah hidup Bung Karno, proklamator sekaligus ayahnya. Ia menyebut Bung Karno sebagai sosok unik yang sejak usia muda telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Megawati mengenang masa ketika banyak mahasiswa Indonesia di luar negeri menudingnya terlalu membela Bung Karno. “Memangnya saya mau ngaku bapak saya itu si Badu? Ya pasti saya bela. Bung Karno itu bapak bangsa,” tegasnya disambut tepuk tangan.
Ia memaparkan bahwa menghormati Bung Karno bukan soal hubungan keluarga, tetapi soal menghargai sejarah. “Kalau tidak ada beliau, saya berani bilang Indonesia tidak akan merdeka,” ujarnya lantang.
Megawati juga menyinggung fenomena pejabat yang berebut membaca teks proklamasi setiap 17 Agustus. Menurutnya, semua ingin memamerkan sisi nasionalisme, tetapi jarang yang betul-betul memahami perjalanan sejarah kemerdekaan.
“Ayo jawab keras-keras, siapa orang pertama yang mengucapkan kata-kata itu?” serunya kepada wisudawan. Ia menyindir audiens yang menjawab dengan suara pelan, “Kurang keras, kalah sama Ibu!”
Megawati menilai generasi muda saat ini harus lebih memahami sejarah bangsanya. Ia mengingatkan bahwa teknologi dan modernitas jangan sampai memutuskan mereka dari akar perjuangan.
Menurutnya, menghargai para pendiri bangsa adalah bagian dari identitas nasional. “Kalau kalian warga Negara Republik Indonesia, maka kalian harus tahu siapa yang membuat kalian merdeka,” katanya.
Pidato bagian sejarah itu ditutup dengan pesan tegas: “Jangan pernah lepaskan sejarah dari kehidupan kalian. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangannya.”

















































































