Jakarta, Gesuri.id - Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) H. Abidin Fikri mengungkapkan fakta tentang sinergi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan kaum nasionalis-Marhaenis dalam sejarah.
Abidin mengemukakan, dalam perjalanan politik kebangsaan pasca kemerdekaan, kaum nahdliyin dan kaum Marhaenis selalu bertautan dan menemukan titik temu untuk menggalang persatuan nasional.
Baca: Fakta Sejarah! NU Perjuangkan UU Agraria 1960!
"Program nyata dari politik kebangsaan tersebut misalnya pada saat nasionalisasi perusahaan asing (Belanda) di tahun 1957-1958," ungkap kader PDI Perjuangan itu.
Abidin, yang juga warga Nahdliyin ini mengungkapkan, NU sebagai kekuatan politik nasional selalu mendukung program Presiden Sukarno untuk melindungi golongan rakyat kecil (marhaen).
Baca: Eri Beberkan Program Keumatan Yang Siap Diterapkan
Dukungan itu, sambung Abidin, merupakan komitmen NU pada marhaen sebagai realisasi untuk membumikan nasionalisme Aswaja An-Nahdliyah.
"Menurut KH. Abdul Wahab Chasbullah nasionalisasi itu adalah bagian dari strategi politik kebangsaan 'cancut taliwondo', dengan sasaran memperkuat kehidupan politik dan ekonomi dalam negeri," ujar Abidin.