Jakarta, Gesuri.id – Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Putra Nababan menegaskan bahwa Pancasila tetap menjadi kompas nilai bangsa Indonesia, bahkan di tengah derasnya arus transformasi digital yang mengubah cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja.
Menurut Putra, lima sila Pancasila tidak boleh dipandang sebagai teks usang, melainkan sebagai pedoman moral, rujukan kebijakan, sekaligus semangat persatuan yang sangat relevan untuk menjawab beragam tantangan teknologi, mulai dari pelanggaran hak asasi hingga kesenjangan digital.
“Ketuhanan Yang Maha Esa mengingatkan kita untuk menghormati keberagaman, termasuk di ruang digital. Sehingga konten yang menyinggung atau diskriminatif dapat diminimalisir,” ujar Putra dalam Sosialisasi Empat Pilar, Kamis (11/9/2025).
Ia melanjutkan, sila kedua yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dapat dijadikan acuan dalam melawan cyber bullying, hoaks, dan ujaran kebencian yang marak di media sosial.
“Kita tidak bisa memisahkan Pancasila dari realitas digital saat ini. Sebagai warga digital, kita harus menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan perilaku,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Putra mendorong masyarakat untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam setiap aktivitas daring, antara lain dengan melaporkan konten yang melanggar, menyebarkan informasi faktual, serta berpartisipasi dalam dialog kebijakan publik.
“Langkah-langkah tersebut tidak hanya memperkuat etika digital, tetapi juga menegakkan persatuan serta keadilan sosial di era yang semakin terhubung,” imbuhnya.
Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila di ruang digital, Putra meyakini Indonesia dapat membangun masyarakat digital yang adil, beradab, dan bersatu. Visi ini, menurutnya, bukan hanya relevan, tetapi juga sangat penting untuk menaklukkan tantangan teknologi di masa kini maupun masa depan.