Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, MS, mengajak generasi muda Tual untuk menjadi pelopor kemajuan sektor kelautan dan perikanan demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Ajakan tersebut disampaikan dalam kuliah umum bertajuk “Peningkatan Peran Politeknik Negeri Perikanan Tual dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang diikuti lebih dari 200 mahasiswa Politeknik Negeri Perikanan Tual (POLIKANT).
"Peran mahasiswa sangat penting untuk berkontribusi aktif terhadap ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di sektor perikanan Tual yang lautnya membentang luas," ujar Rektor Universitas UMMI Bogor ini.
Dalam paparannya, Prof. Rokhmin menyoroti potensi luar biasa Kota Tual yang memiliki 98 persen wilayah laut, namun baru memanfaatkan sekitar 2 persen dari total potensi perikanan sebesar 1.733.000 ton per tahun dari WPP 714 dan 715. "Kota Tual didukung oleh potensi besar pada sektor kelautan dan perikanan (ekonomi biru). Wisata bahari juga bisa dikembangkan," kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini.
Ia menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya bercita-cita menjadi ASN, tetapi juga menjadi entrepreneur dan praktisi yang membangun usaha perikanan berbasis potensi lokal.
Sejak berdiri pada 1985, Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT) telah menjadi mercusuar pendidikan vokasi kelautan di Indonesia Timur. Dipimpin oleh Jusron Ali Rahajaan, S.Pi., M.S, kampus ini bertransformasi menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia maritim yang tangguh dan berdaya saing global. Sebagai politeknik kelautan pertama di Maluku, POLIKANT meraih akreditasi BAN-PT pada 1990 dan terus berkembang dengan berbagai program studi serta fasilitas modern.
“Menjadi politeknik unggul dan terdepan dalam pengembangan SDM kelautan dan perikanan yang berdaya saing global pada tahun 2030,” tegas Prof. Rokhmin yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004. Visi tersebut kini menjadi acuan pembangunan pendidikan vokasi maritim nasional.
Misi POLIKANT mencakup pendidikan vokasi berkualitas di bidang kelautan dan perikanan, riset dan pengembangan teknologi yang inovatif, pengabdian masyarakat melalui transfer teknologi dan pemberdayaan, serta kemitraan strategis dengan industri dan institusi global. Berbasis di Langgur, POLIKANT menjadi motor penggerak pembangunan Maluku Tenggara dengan lulusan yang tersebar di berbagai sektor kelautan dan perikanan.
Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin juga memaparkan empat pilar kecerdasan manusia sebagai kunci keberhasilan hidup: Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Social Quotient (SQ), dan Spiritual Quotient (SpQ).
Menurut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) ini, "Empat kecerdasan ini bukan pilihan, melainkan satu kesatuan. Mereka membentuk manusia yang cerdas, tangguh, berakhlak, dan bertakwa—siap membangun dunia dengan hati dan pikiran."
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tual, H. Amir Rumra, S.Pd., M.Si., yang turut hadir, memberikan apresiasi atas kuliah umum tersebut. "Kita boleh terhibur dengan gaya penyampaian Prof, tapi jangan sampai masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Ini ilmu yang langka dan harus kita maknai," ujarnya.
Amir juga menyampaikan rasa syukur atas program Kampung Nelayan Merah Putih yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan serta mendorong industri perikanan lokal. " Prof. Rokhmin juga menyerap aspirasi masyarakat, termasuk kebutuhan kapal 30 GT untuk nelayan Maluku dan pengadaan bus sekolah guna memperbaiki akses pendidikan di Tual yang masih minim transportasi umum," pungkasnya.
















































































