Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri: Jadikan Iman, Salat, dan Infak Sebagai Fondasi Utama Menjalani Kehidupan

“Ketika iman, salat, dan infak menjadi bagian dari hidup, maka Allah meninggikan derajat dan melimpahkan nikmat-Nya".

Rokhmin Dahuri: Jadikan Iman, Salat, dan Infak Sebagai Fondasi Utama Menjalani Kehidupan
Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menegaskan pentingnya menjadikan iman, salat, dan infak sebagai fondasi utama dalam menjalani kehidupan. 

Bagi sosok yang juga dikenal sebagai pakar kelautan dan tokoh pembangunan berkelanjutan ini, spiritualitas bukan sekadar pelengkap, melainkan pusat gravitasi dari seluruh perjuangan hidup.

“Ketika iman, salat, dan infak menjadi bagian dari hidup, maka Allah meninggikan derajat dan melimpahkan nikmat-Nya,” kata Prof. Rokhmin Dahuri dalam quotes inspirasi paginya, Minggu (26/10).

Pernyataan tersebut menjadi cerminan dari perjalanan panjang yang beliau tempuh — dari desa pesisir Gebang, Cirebon, hingga panggung nasional dan internasional. 

Ia menekankan bahwa hubungan dengan Allah (ibadah mahdhah) dan hubungan dengan sesama manusia (ibadah ghaira mahdhah) harus berjalan seimbang agar kebahagiaan dunia dan akhirat dapat diraih.

Bagi Prof. Rokhmin, iman bukan sekadar keyakinan, tetapi kompas yang menuntun arah hidup. Dalam setiap keputusan strategis, baik sebagai akademisi maupun pejabat publik, ia senantiasa menimbang nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan kemaslahatan umat. 

Iman, menurutnya, menjadi sumber keberanian untuk berkata benar, bahkan ketika arus politik dan kepentingan ekonomi mencoba menggoyahkan prinsip.

Di tengah kesibukan dan tanggung jawab yang luas, salat menjadi titik keseimbangan dalam hidupnya. Ia meyakini salat bukan hanya ritual, tetapi ruang dialog dengan Sang Pencipta — tempat mengurai kegelisahan, memohon petunjuk, dan memperkuat tekad.

“Salat lima waktu adalah jeda yang menyegarkan jiwa, dan sumber energi untuk terus berbuat baik,” ucap Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB University ini.

Dalam pandangan Prof. Rokhmin, infak merupakan bentuk nyata dari cinta kasih dan solidaritas. Ia menilai infak tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ilmu, waktu, dan tenaga. Karena itu, ia aktif membina generasi muda, mendukung riset-riset strategis, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Ia percaya bahwa memberi bukan mengurangi, melainkan melipatgandakan keberkahan.

Pada tahun 2007, ketika masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, diketahui bahwa infak dan zakat juga dibayarkan dari dana non-bujeter kementerian. Fakta tersebut menunjukkan bahwa infak telah menjadi bagian penting dalam praktik kehidupan beragama bagi dirinya.

Kehidupan Prof. Rokhmin menjadi bukti nyata bahwa ketika spiritualitas dijadikan inti, maka keberhasilan bukan hanya soal jabatan atau penghargaan, melainkan tentang dampak dan warisan (legacy). Ia dikenal bukan hanya karena keahliannya, tetapi juga karena integritas dan ketulusannya dalam mengabdi.

Sebagai Dosen Kehormatan Mokpo National University, Korea Selatan, Prof. Rokhmin juga menyoroti fenomena sebagian pemimpin yang terlalu berorientasi pada kepentingan duniawi. Ia mengingatkan bahwa akhlak mulia adalah kunci kesuksesan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

“Sekarang banyak pemimpin yang hubbuddunya, takut kasus hukumnya terbongkar jadi tersandera. Hukum bukan untuk menegakkan keadilan tetapi untuk kepentingan pribadi, mengorbankan kepentingan akhirat untuk dunia,” pungkasnya.

Quote