Ikuti Kami

Utut: Pecatur Indonesia Harus Pecahkan Rekor Piala Dunia

Grand Master Susanto Megaranto dan Women Grand Master Medina Warda Aulia diharapkan mampu pecahkan rekor.

Utut: Pecatur Indonesia Harus Pecahkan Rekor Piala Dunia
Women Grand Master Medina Warda Aulia.

Yogyakarta, Gesuri.id - Mantan pecatur nasional yang juga Politisi PDI Perjuangan, Utut Adianto menginginkan dua pecatur Indonesia, Grand Master (GM) Susanto Megaranto dan Women Grand Master (WGM) Medina Warda Aulia mampu memecahkan rekor pribadinya pada Piala Dunia Catur. 

Susanto dijadwalkan tampil pada Piala Dunia Catur 2019 di Khantu-Maniysk, Rusia, 9 September-2 Oktober mendatang, sementara Medina ke Piala Dunia Catur Wanita 2020 di Minsk, Belarus, 21 September-15 Oktober tahun berikutnya.

Saat menghadiri turnamen catur internasional, Japfa GM-WGM Tournament 2019 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Utut Adianto yang juga Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) memang meminta agar keduanya dapat mencetak sejarah baru di Piala Dunia Catur. “Kami harus bisa memecahkan rekor Pak Utut dengan lolos hingga putaran ketiga,” ujar Utut, dilansir dari laman suaramerdeka.com, Kamis (20/6).

Utut yang saat ini juga menjadi wakil rakyat di DPR RI memang banyak membuat catatan prestasi bagi Indonesia di bidang catur internasional. Punya gelar GM, Utut pernah mencatatkan sejarah bagi Indonesia dengan tiga kali lolos hingga putaran kedua, yaitu saat Piala Dunia Catur Gronigen, Belanda pada 1997, Piala Dunia Catur New Delhi, India, 2000 dan terakhir pada Piala Dunia Catur Tripoli, Libya pada 2004 lalu.

Susanto sendiri yang ditemui dalam gelaran Japfa GM-WGM Tournament 2019 tak mematok target muluk pada Piala Dunia nanti. Baginya bisa lolos dari babak pertama merupakan pencapaian terbaik yang didapatnya setelah pernah tampil juga pada Piala Dunia sebelumnya yang langsung gugur di fase pertama.

“Persiapan latihan sendiri belajar lewat laptop dan buku. Persaingan di Piala Dunia lebih berat, kans-nya belum tahu tapi main sebaik mungkin karena persaingannya ketat,” tandas Susanto.

Quote