Jakarta, Gesuri.id - Semarak perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Provinsi Kalimantan Selatan dan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekeaan Republik Indonesia, penuh dengan suasana kegembiraan yang kian terasa di halaman-halaman kantor Pemerintahan pada tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga desa. Panggung rakyat, upacara, dan berbagai kegiatan kebudayaan menjadi simbol rasa syukur atas perjalanan panjang pembangunan daerah dan bangsa.
Refleksi atas hari kemerdekaan tersebut tidak terlepas dari perenungan panjang terhadap berbagai dinamika pembangunan dan kehidupan masyarakat yang hingga hari ini masih penuh dengan pengharapan. Rakyat mendambakan kepastian dari pemerintah, kepastian hukum, kepastian dalam memperoleh pelayanan, kepastian dalam mengakses sumber penghidupan, dan kepastian bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar berpihak kepada mereka.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Contoh terkecil saja : masyarakat mendambakan kemudahan dalam mengurus segala bentuk perizinan. Mereka ingin proses yang sederhana, cepat, transparan, dan pasti. Bagi pelaku usaha kecil, petani, dan nelayan, perizinan seharusnya menjadi gerbang pembuka peluang, bukan tembok penghalang yang memakan waktu, tenaga, dan biaya. Birokrasi yang berbelit dan kebijakan yang tumpang tindih hanya akan mengikis kepercayaan rakyat pada pemerintah, sehingga reformasi layanan publik menjadi kebutuhan mendesak.
Kemudian di wilayah pesisir, para nelayan menginginkan dukungan nyata agar dapat melaut dengan tenang. Ketersediaan bahan bakar bersubsidi, harga peralatan yang terjangkau, fasilitas penyimpanan hasil tangkapan, dan akses pasar yang lebih luas merupakan kebutuhan mendasar. Tanpa dukungan yang konsisten, nelayan akan terus berada dalam lingkaran kesulitan yang membatasi kesejahteraan mereka dan melemahkan kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian daerah.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Tidak kalah penting ! yang masih hangat yaitu soal kepastian hak atas tanah. Meski banyak warga memegang sertifikat resmi, masih ada keresahan akibat tumpang tindih kebijakan dan ketidaksinkronan tata ruang. Beberapa lahan atau kebun tiba-tiba dinyatakan masuk ke dalam kawasan tertentu, membuat pemiliknya dihantui rasa was-was kehilangan hak yang seharusnya dilindungi negara. Harmonisasi kebijakan lintas sektor, pemutakhiran peta wilayah, dan perlindungan hukum yang tegas menjadi kunci mengakhiri ketidakpastian ini.
Dilain halnya, bagi rakyat secara umum kestabilan harga kebutuhan pokok adalah urusan hidup sehari-hari. Fluktuasi harga pangan, bahan bakar, dan barang penting lainnya dapat langsung mengguncang dapur rumah tangga. Sehingga intervensi pasar yang efektif, sistem distribusi yang efisien, serta perlindungan sosial yang tepat sasaran diharapkan membuat rakyat merasakan kehadiran negara secara nyata, bukan hanya di panggung perayaan.
Sekali lagi.. kontemplasi atas kemerdekaan bukan sekedar mengingat masa lalu, melainkan menatap masa depan dengan tekad baru, sesuai tema di tahun 2025 ini yakni ”Nusantara Baru Indonesia Maju”. Semoga momentum kemerdekaan dan hari jadi Provinsi Kalimantan Selatan menjadi titik tolak untuk mewujudkan langkah-langkah strategis demi mewujudkan cita-cita besar bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia!
Merdeka !