Ikuti Kami

DPD PDI Perjuangan Aceh di Tangan Generasi Muda

Oleh: Politisi PDI Perjuangan Aceh, Masady Manggeng.

DPD PDI Perjuangan Aceh di Tangan Generasi Muda
Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh, Jamaluddin Idham.

Jakarta, Gesuri.id - Gelombang regenerasi kini tengah mengalir di tubuh PDI Perjuangan Aceh. Dalam Konferensi Daerah (Konferda) yang digelar pada 2 November 2025, partai berlambang banteng itu kembali menunjukkan kedewasaannya dalam berpolitik.

Forum yang diwarnai semangat gotong royong dan kebersamaan itu melahirkan keputusan penting, menetapkan Jamaluddin Idham sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Aceh periode 2025–2030.

Penetapan ini bukan sekadar hasil musyawarah internal partai, melainkan simbol pembaruan dan kepercayaan kepada generasi muda yang lahir dari akar perjuangan rakyat.

Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis 

Lebih dari itu, ini menjadi catatan sejarah baru—untuk pertama kalinya, seorang kader dari kawasan Pantai Barat Selatan Aceh dipercaya memimpin PDI Perjuangan di tingkat provinsi.

Jamaluddin bukan sosok yang muncul tiba-tiba. Ia tumbuh dari bawah, meniti jalan politik dengan kesetiaan dan kerja keras. Kariernya dimulai dari organisasi sayap partai, Banteng Muda Indonesia (BMI) Provinsi Aceh, di mana ia pernah menjabat sebagai Bendahara.

Dari sana, ia terus mengasah kemampuan, hingga dipercaya memimpin DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nagan Raya. Di Nagan Raya, Jamaluddin dikenal sebagai figur yang membumi—merangkul petani, nelayan, dan kaum muda, serta memperkuat struktur partai di tingkat akar rumput.

Pendekatan politiknya sederhana. Yaitu mendengarkan rakyat, hadir di tengah mereka, dan bekerja bersama mereka. Tak hanya di ranah politik, Jamaluddin juga aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan.

Ia memimpin Pemuda Majelis Pengkajian Tauhid Thasawuf (MPTT), lembaga dakwah yang berakar kuat di masyarakat Aceh. Perpaduan antara disiplin politik dan kedalaman spiritual menjadikannya sosok matang dan berkarakter.

Kerja keras itu berbuah hasil gemilang. Dalam Pemilu 2024, Jamaluddin Idham berhasil merebut kursi DPR RI dari Dapil Aceh I, menjadi kader pertama PDI Perjuangan yang menembus parlemen nasional dari wilayah tersebut—sebuah momen “pecah telor” yang mencatatkan sejarah tersendiri bagi partai.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa politik berbasis ideologi dan kerja nyata bisa menembus sekat sosial dan budaya. Jamaluddin menjadi representasi dari semangat PDI Perjuangan yang konsisten berpihak pada rakyat kecil, tanpa meninggalkan akar kebudayaan lokal Aceh.

Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang mengesahkan hasil Konferda dan menugaskan Jamaluddin Idham sebagai Ketua DPD, menegaskan arah baru partai di Aceh.

Ini bukti nyata keberanian Megawati dalam memberikan ruang bagi kader muda untuk tampil memimpin, tanpa mengorbankan ideologi partai.

Sebagai kader, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Megawati atas kebijaksanaan dan keteguhan beliau menjaga marwah partai. Di bawah kepemimpinan beliau, PDI Perjuangan terus menjadi rumah ideologis yang memberi ruang bagi lahirnya pemimpin rakyat sejati.

Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri 

Kini, harapan itu bertumpu pada generasi baru. Dengan semangat muda, pengalaman lapangan, dan komitmen ideologis yang kuat, Jamaluddin Idham diharapkan mampu membawa PDI Perjuangan Aceh menjadi kekuatan politik yang lebih solid, inklusif, dan progresif.

Sebagai partai pengusung pemerintahan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhullah, PDI Perjuangan memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal arah pembangunan yang berpihak kepada rakyat. Tugas besar menanti: memastikan keadilan sosial berjalan nyata, dan semangat gotong royong tetap menjadi napas pembangunan Aceh.

Dari Pantai Barat Selatan, semangat itu kini menyala kembali. Jamaluddin Idham menjadi simbol energi muda yang menghidupkan kembali denyut perjuangan PDI Perjuangan di Tanah Rencong, bergerak bersama rakyat, dan berjuang untuk rakyat.

Quote