Ikuti Kami

Meneguhkan Hari Kesaktian Pancasila

Oleh: Anggota Komisi XI DPR RI Kaisar Kiasa Kasih Said Putra.

Meneguhkan Hari Kesaktian Pancasila
Anggota Komisi XI DPR RI Kaisar Kiasa Kasih Said Putra. 

Jakarta, Gesuri.id - Setiap 1 Oktober, kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peristiwa sejarah penting ini mengingatkan kita untuk merenungkan kembali makna dasar negara kita.

Di hari ini, tentu kita diingatkan bahwa Pancasila bukanlah simbol yang mati, melainkan nafas panjang yang terus harus hidup dalam setiap sendi perjalanan bangsa.

Sebagai wakil rakyat, saya ingin menyampaikan bahwa kesaktian Pancasila menuntut kita untuk tidak berhenti memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Pancasila adalah pondasi sekaligus benteng moral di tengah derasnya arus perubahan ekonomi, teknologi, dan globalisasi.

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

Kita boleh menerima banyak arus globalisasi. Tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa Indonesia punya dasar negara yang kokoh, yakni Pancasila.

Ke depan akan banyak tantangan yang muncul. Mulai dari krisis ekonomi, kesenjangan digital, hingga ketimpangan pembangunan.

Atas persoalan dan tantangan itu, keberadaan kita di DPR tentu tidak cukup sekadar menghadirkan regulasi. Kita harus memastikan bahwa kebijakan benar-benar merangkul seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.

Itu sebabnya, semangat gotong royong yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila tidak boleh hilang. Harus jadi pijakan untuk kolaborasi antardaerah, antarsektor, dan antargenerasi.

Hal itu penting dilakukan, sebagai upaya meneguhkan kebersamaaan agar negara bangsa tetap bersatu dan kokoh menghadapi tantangan zaman.

Yang tidak boleh lupa, kita harus sadar betul bahwa Pancasila mengamanatkan negara bertanggung jawab dan memastikan kesejahteraan rakyat.

Oleh karena itu, dalam tugas legislasi dan pengawasan, saya menegaskan bahwa setiap kebijakan ekonomi, fiskal, dan pembangunan harus diarahkan agar rakyat kecil, petani, pelaku UMKM, dan pekerja kasar mendapat manfaat nyata.

Jangan sampai kebijakan yang bertujuan baik hanya menjadi diskursus di menara kaca tapi tak menyentuh realitas.

Tantangan baru yang lain, yakni kita hidup dalam periode disrupsi teknologi yang mengguncang cara kerja, cara berinteraksi, dan cara kita berpikir.

Ditambah, arus informasi yang cepat dan kadang tak terkendalikan. Karena itu, saya percaya Pancasila harus menjadi filter moral dan nilai dasar agar kita tidak tenggelam dalam ideologi asing atau moralisme dangkal.

Karena kesaktian pancasila sudah teruji ketika kita mampu menjaga jati diri bangsa di tengah arus global.

Terakhir, peran saya sebagai wakil rakyat adalah sebagai penjaga amanat rakyat. Sebagai anggota DPR dari Komisi XI (Bidang Keuangan, Moneter, Perencanaan, dan Jasa Keuangan), saya memandang bahwa kebijakan anggaran dan regulasi keuangan harus mewujudkan keadilan dan pemerataan.

Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap Hadapi

Kita punya “mahzab” ekonomi Pancasila, dasar inilah yang harus menjadi ruh, menjadi jiwa kebijakan perekonomian disusun, direncanakan, dan di jalankan.

Ekonomi Pancasila harus dinyatakan secara verbal dan kongkrit, agar tidak menjadi ideologi yang abstrak. Ekonomi Pancasilan harus menjadi koreksi jalannya ekonomi dan arah baru masa depan perekonomian nasional.

Perkenomian Pancasila tidak protektif, tetapi tidak liberal ala pasar bebas yang mematikan usaha kecil karena persaingan tidak sempurna.

Perekonomian Pancasila bukan opsi, tetapi jalan keniscayaan yang sejak awal dipilih oleh para pendiri negara. Jalan ini menjadi warisan yang memandu masa depan kita. Saya berkewajiban terus menyaktikan Pancasila, kini dan kedepan.

Quote