Jakarta, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan sekaligus Aktivis 98, Ansy Lema, menegaskan bahwa pemerintah harus berhati-hati dan tidak gegabah dalam mempertimbangkan pemberian gelar pahlawan nasional, terutama kepada tokoh yang memiliki rekam jejak panjang dan kontroversial seperti Presiden Soeharto.
Hal itu disampaikan Ansy dalam dialog Kompas Petang, Minggu (26/10/2025), menanggapi wacana pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto.
“Pahlawan itu bukan sekadar tokoh besar, tetapi sosok yang memiliki spirit perjuangan, pengorbanan, dan integritas luhur yang bisa menjadi teladan,” tegas Ansy.
Ia mencontohkan, sosok seperti Jenderal Sudirman layak disebut pahlawan karena seluruh hidupnya diabdikan untuk bangsa dan negara, bahkan di tengah kondisi sakit tetap memimpin perang gerilya.
Menurutnya, penghargaan setinggi gelar pahlawan tidak boleh diberikan tanpa kajian mendalam. “Negara harus cermat dan berhati-hati. Pahlawan adalah simbol nilai dan teladan moral bagi bangsa, bukan sekadar pengakuan atas kekuasaan masa lalu,” ujarnya.
Ansy juga mengingatkan bahwa pemberian gelar pahlawan harus berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan dan kontribusi bagi bangsa, bukan atas dasar nostalgia politik atau romantisasi sejarah.

















































































