Jakarta, Gesuri.id - Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Faozan Amar meminta Polri mengusut hingga tuntas pasokan dana bagi terorisme dari bisnis kelapa sawit.
Hal itu dikatakan Faozan menyikapi temuan Polri tentang kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang memiliki usaha perkebunan kelapa sawit untuk memperkuat basis ekonomi membangun negara khilafah.
Baca: Cegah Terorisme Harus Dilakukan Hingga Pedesaan
Faozan menegaskan jaringan bisnis kelapa sawit yang melibatkan teroris ini harus dibongkar tuntas.
"Harus diusut tuntas siapa investornya, seperti apa proses perizinannya, bagaimana mekanisme kerjanya, dan untuk apa saja keuntungan yang diperoleh dari bisnis sawit tersebut," kata Faozan kepada Gesuri, baru-baru ini.
Faozan melanjutkan, temuan Polri itu adalah bukti bahwa sel-sel teroris di Indonesia masih eksis. Karena itu, kelompok teroris pro khilafah ini harus ditumpas hingga ke akar-akarnya.
"Sebab, eksistensi teroris sangat membahayakan bagi keselamatan bangsa dan negara," papar Faozan.
Dan salah satu faktor sulitnya memberantas terorisme adalah karena ekonomi. Selama ini, Faozan menambahkan, yang dipahami publik adalah para teroris mendapatkan sumber-sumber dana secara ilegal.
"Ketika ternyata mereka bisa mendapatkan sumber pendanaan secara legal melalui bisnis sawit, tentu ini menjadi temuan menarik. Karena itu Polri harus mengusutnya hingga tuntas," kata Faozan.
Baca: Kejahatan Luar Biasa, Teroris Harus Dihukum Maksimal
Seperti diketahui, baru-baru ini Polri meringkus beberapa orang terduga teroris di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat. Para teroris itu berasal dari kelompok Jamaah Islamiyah yang berafiliasi pada Al-Qaeda.
Jamaah Islamiyah bertujuan membangun negara khalifah di Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu, mereka memperkuat basis ekonomi untuk memenuhi kebutuhan operasional melalui bisnis perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sumatera
