Ikuti Kami

Eva ke Prabowo: Perbaiki Diri Sendiri Sebelum Berkomentar

Eva mengutip istilah Jawa: nek galak ojo cluthak, nek cluthak ojo galak (kalau rakus jangan galak, kalau galak jangan rakus).

Eva ke Prabowo: Perbaiki Diri Sendiri Sebelum Berkomentar
Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari.

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, meminta kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto untuk memperbaiki diri sendiri sebelum memberikan komentar yang dinilai menjatuhkan. Hal itu disampaikan Eva menanggapi pernyataan Prabowo soal elite bangsa Rai Gedhek.

Baca: Hendrawan: Soal 'Rai Gedhek', Prabowo Menepuk Air di Dulang

Kepada Prabowo, dirinya pun berpesan. Dirinya pun mengutip istilah Jawa, nek galak ojo cluthak, nek cluthak ojo galak (kalau rakus jangan galak, kalau galak jangan rakus). "Bagusnya memang ngomong program-program aja supaya tidak mempermalukan diri sendiri," kata Eva, Kamis (29/11).

Eva pun mengingatkan soal posisi Prabowo dan pasangannya, Sandiaga Uno yang juga elite bangsa. Dari kekayaan saja, Eva membandingkan, Prabowo-Sandi jauh berada di atas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Yang kaya siapa? Yang punya masalah hukum siapa? tapi kok nyapres dan nyawapres? Jadi menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Yang rai gedhek Pak PS (Prabowo Subianto) sendiri, sehingga melihat orang seperti dirinya. Bagusnya disebut langsung aja nama," sebutnya.

Eva pun mengatakan jika dibandingkan dengan Prabowo-Sandi, Jokowi-Ma'ruf tidak pernah menyerang. Namun lebih kepada program-program yang banyak dibicarakan. "Capres-cawapres 01 bersih, ngomong program dan tidak nyerang-nyerang personal," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto menyebut jika elite bangsa saat ini 'rai gedhek' (tidak tahu malu), suka nyolong tapi mukanya sok tak berdosa. Hal itu disampaikannya saat berbicara mengenai rakyat Indonesia yang sekarang sudah pintar dan maju.

"Mereka tahu elite di Jakarta itu pinter tapi juga suka minterin, pinter... pinter mlintir, pinter... pinter nyolong. Untuk nyolong itu harus pinter dan nekat, dan mukanya tebal, apa istilah orang Jawa? (Prabowo bertanya kepada hadirin, lalu mereka serempak menjawab: 'rai gedhek'. Lalu Prabowo melanjutkan orasi). Rai gedhek," kata Prabowo, Rabu (28/11).

Lantas, dirinya menyinggung soal elite di Ibu Kota rai gedhek. Dirinya menyebut jika sejatinya rakyat tahu apa sebenarnya yang dilakukan oleh para elite bangsa tersebut.

"Saya lihat elite-elite di Jakarta itu rai gedhek bener, mukanya itu lo, seolah-olah ndak berdosa. Padahal rakyat nggak bodoh, rakyat tahu," lanjutnya.

Baca: Hoax Hanya Dapat Dilawan dengan Kerukunan dan Persatuan

Atas diksi yang disampaikannya itu, kembali memunculkan kontroversi yang baru. Entah kepada siapa pastinya istilah itu dialamatkan, namun yang pasti seluruh elemen sudah pasti menduga jika diksi tersebut merupakan serangan teranyar Prabowo untuk menyerang lawan politiknya. 

Apakah dialamatkan ke Jokowi atau kepada siapa? Terlepas dari semua itu, politik di Indonesia memang semakin jauh dari politik demokrasi yang terus digulirkan selama ini.

Quote