Ikuti Kami

Hasto Kristiyanto: Wayang Mengajarkan Dedikasi Tanpa Pamrih bagi Bangsa dan Negara

Sosok Bima digambarkan sebagai seorang satria sejati yang berjuang demi kebenaran dan bangsa tanpa mengharapkan gelar/penghargaan apapun

Hasto Kristiyanto: Wayang Mengajarkan Dedikasi Tanpa Pamrih bagi Bangsa dan Negara
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sambutan dalam pagelaran wayang kulit yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional, Jumat (7/11/2025) malam - Foto: Youtube DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id – Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menekankan pentingnya nilai-nilai luhur kebudayaan Nusantara sebagai sumber keteladanan dalam membangun bangsa. 

Hal itu disampaikan Hasto dalam pagelaran wayang kulit yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional, Jumat (7/11/2025) malam.

Pagelaran wayang bertema “Bimo Labuh” tersebut menampilkan dalang muda Ki Amar Pradopo dan dihadiri sejumlah tokoh partai, di antaranya Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat serta Wakil Bupati Ngawi, Mas Sando Wiyono.

Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan permohonan maaf karena baru tiba dari Rote, Nusa Tenggara Timur — wilayah paling selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Ia menegaskan bahwa kegiatan wayangan yang digelar partai bukan sekadar hiburan, tetapi bentuk syukur sekaligus penghormatan terhadap warisan budaya bangsa.

“Pagelaran ini adalah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan juga ungkapan terima kasih kepada seluruh masyarakat, terutama para pendukung PDI Perjuangan dan para pencipta kebudayaan Nusantara,” ujar Hasto.

Ia menjelaskan bahwa lakon Bimo Labuh yang dipentaskan malam itu memiliki makna mendalam tentang perjuangan tanpa pamrih. Sosok Bima digambarkan sebagai seorang satria sejati yang berjuang demi kebenaran dan bangsa tanpa mengharapkan gelar atau penghargaan apa pun.

“Lakon ini menggambarkan bagaimana sikap seorang satria yang ketika berjuang bagi bangsa dan negara, ia tidak mengharapkan gelar pahlawan. Yang ada adalah dedication of life — pengabdian hidup bagi bangsa dan negara. Semoga kita semua dapat meneladani semangat itu,” tutur Hasto.

Ia juga menekankan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam seni pewayangan harus terus dilestarikan, karena di dalamnya tersimpan filosofi kebangsaan, ajaran moral, dan pandangan hidup yang sejalan dengan ideologi Pancasila.

Pagelaran wayang di halaman Masjid At-Taufiq — pusat kegiatan kebudayaan dan spiritualitas yang digagas langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri — berlangsung meriah dan sarat makna. Acara ditutup dengan hiburan musik tradisional dan tembang-tembang Jawa yang turut dinyanyikan bersama para tamu dan kader partai.

Hasto menutup sambutannya dengan pesan agar seluruh kader PDI Perjuangan terus meneladani semangat para tokoh pewayangan dalam menjalankan perjuangan politik.

“Bimo tidak menuntut kehormatan, tapi memberi keteladanan. Begitu pula kita, kader partai, harus berjuang dengan hati, penuh keikhlasan, dan cinta tanah air,” pungkasnya.

Quote