Ikuti Kami

Ini Alasan Mega Dijuluki The Brave Lady

Megawati adalah sosok yang sangat berani dalam mengambil keputusan.

Ini Alasan Mega Dijuluki The Brave Lady
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di sela peluncuran buku 'The Brave Lady' di Puri Putri, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (23/11).

Jakarta, Gesuri.id - Di hari ulang tahunnya ke-72, Presiden RI ke 5, Megawati Soekarnoputri mendapatkan hadiah berupa buku berjudul 'The Brave Lady' yang ditulis oleh para menterinya di Kabinet Gotong Royong.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro mengataka dirinya lah yang pertama kali mengeluarkan terminologi 'the brave lady' untuk Megawati.

Baca: HUT Megawati: Libatkan 200 Anak Muda, Bercita Rasa Budaya

"The brave lady, the decision maker. Seorang ibu yang berani, yang berani mengambil keputusan dalam keadaan apapun juga," ungkap Purnomo saat peluncuran buku 'The Brave Lady' di Puri Putri, Hotel Grand Sahid Jakarta, Rabu (23/11).

Di mata Purnomo, Megawati adalah sosok yang sangat berani dalam mengambil keputusan. Contohnya, saat setelah dilantik pada Juli 2001, keadaan Indonesia masih krisis. Sebagai menteri energi, dia mengusulkan kepada Megawati untuk berangkat ke AS dan bertemu presiden AS.

Padahal di saat yang tak terlalu lama, terjadi peristiwa 'seven eleven' yang menimpa Twin Tower dan Pentagon. Namun, Megawati memutuskan untuk tetap berangkat.

"Saya bilang, ibu, ini Amerika keadaan tidak pasti, kemudian ada serangan. Tapi ibu tetap pergi. Itu brave-nya," jelas Purnomo.

Hasilnya, Indonesia mendapat komitmen investasi sebesar Rp200 triliun. Momen itu mengubah imej dunia tentang Indonesia yang dianggap hancur saat itu.

Dalam kesempatan yang sama, Megawati pun menambahkan bahwa kunjungannya ke Amerika sekalian untuk mengkritik Presiden Bush soal embargo senjata ke Indonesia.

"Ketemu dengan Bush, saya katakan saya ini presiden baru. Saya bilang Indonesia katanya sahabat Amerika, masa urusan persenjataan kita diembargo? Jadi straight to the point," cerita Megawati.

Kisah kedua yang diceritakan Purnomo adalah tambang migas Tanggung, Papua, yang saat itu tak laku-laku. Dia mengusulkan Megawati berangkat ke Tiongkok untuk melobi negeri itu. Putri kandung Bung Karno ini pub menyanggupinya.

Kunjungan Megawati ke Tiongkok dikenal sebagai diplomasi Bengawan Solo. Dan akhirnya berhasil. Dari situ, menyusul proyek Jembatan Suramadu, dan berbagai proyek migas lainnya.

"Di tanah air sendiri ada kritik. Di tanah air sendiri ada komentar macam-macam. Efek hari ini, investasi Tangguh lunas. Yang dulu mengkritik diam. Sekarang mau dibangun Tangguh III, Tangguh IV. Sukses investasinya dan Papua happy. Ini alasan kedua Ibu Mega sebagai The Brave Lady," beber Purnomo.

Baca: Menteri Era Kabinet Megawati Luncurkan Buku 'The Brave Lady'

Buku tersebut disunting oleh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, serta mantan jurnalis Kristin Samah.

Turut hadir dalam peluncuran buku itu mantan wapres Boediono dan Try Sutrisno, mantan menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, Mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra, Mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar, Mantan Kepala Bapenas Kwik Kian Gie, Mantan Menteri Riset dan Teknologi Hatta Rajasa.

Selain itu terlihat menteri Kabinet Kerja era Jokowi, yakni Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Desa Eko Putro Sandjojo.

 

Quote