Jakarta, Gesuri.id – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, DPP PDI Perjuangan menegaskan komitmennya mendukung lahirnya petani milenial yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Pesan ini mengemuka dalam Seminar Nasional bertema “Bumi Lestari, Petani Berdikari – Kembali ke Sawah, Menyemai Masa Depan” di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (24/9).
Ketua DPP Bidang Pertanian, Sadarestuwati, menyampaikan pentingnya regenerasi petani. Menurutnya, petani muda harus disiapkan agar melek teknologi, memiliki akses data cuaca, dan mampu mengembangkan varietas unggul tahan iklim.
Acara ini dihadiri tokoh-tokoh PDI Perjuangan seperti Prof. Rokhmin Dahuri, Wiryanti Sukamdani, Bintang Puspayoga, dan Prof. Ribka Tjiptaning. Turut hadir pula para ketua dan pengurus DPD serta DPC PDI Perjuangan se-Indonesia, petani milenial, serta mahasiswa Universitas Padjadjaran yang menjadi simbol penerus masa depan pertanian Indonesia.
Sadarestuwati menegaskan, perubahan iklim global bukan lagi anomali. “Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan tanda-tanda alam seperti dulu. Petani harus mengakses data resmi pemerintah agar lebih siap menghadapi perubahan iklim,” katanya saat membuka Seminar Nasiona Memperingati Hari Tani Nasional yang digelar DPP PDI Perjuangan Bidang Pertanian.
Menurutnya, PDI Perjuangan memiliki banyak kader yang telah membuktikan diri dalam inovasi pertanian. “Ada Pak Surono Danu yang menciptakan varietas MSP1-20, singkong RST, hingga penelitian cabai AGES D. Ini bukti kader partai terjun langsung membangun pertanian,” ujar Sadarestuwati.
Ia mengingatkan pemerintah untuk tidak membebankan semua tanggung jawab pada petani. “Pemerintah harus memperbaiki kebijakan harga agar petani tidak terus dirugikan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyebut perlunya dukungan riset, infrastruktur, serta kebijakan bea masuk terhadap impor pangan untuk melindungi produk dalam negeri. “Ini semua demi tercapainya kedaulatan pangan yang sejati,” ucapnya.
“Kami mengajak petani milenial untuk bangkit bersama, membangun pertanian berbasis inovasi dan teknologi agar Indonesia tidak kehilangan kedaulatan pangan di tanah sendiri,” tutupnya.