Ikuti Kami

Rano Karno Takut Peserta Festival Desa Datang dari Desa yang Sudah Hilang Diterjang Banjir

Ia mencontohkan data yang membuatnya semakin resah, yakni hilangnya 24 desa di Aceh dan enam desa di Sumatera Barat akibat bencana.

Rano Karno Takut Peserta Festival Desa Datang dari Desa yang Sudah Hilang Diterjang Banjir
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Rano Karno - Foto: DPP Youtube PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id — Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Rano Karno mengungkapkan kegelisahannya saat membuka Malam Penganugerahan Festival Desa 2025 Piala Megawati bertajuk “Kawal Pancasila dari Desa” di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (22/12). Ia mengaku memiliki ketakutan mendalam jika desa-desa peserta festival tahun ini justru sudah hilang akibat bencana alam.

Rano Karno menyampaikan, Festival Desa yang digelar untuk kelima kalinya ini bukan sekadar ajang lomba, melainkan ruang refleksi tentang kondisi desa-desa di Indonesia. Ia menyinggung bencana banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan menyebabkan banyak desa hilang diterjang banjir.

“Waktu itu saya tidak tahu kenapa tema desa yang kita pilih. Tapi yang pasti, saya takut peserta yang ikut tahun ini, desanya sudah hilang,” ujar Rano Karno dalam sambutannya.

Ia mencontohkan data yang membuatnya semakin resah, yakni hilangnya 24 desa di Aceh dan enam desa di Sumatera Barat akibat bencana. Fakta tersebut menurutnya menjadi alarm keras bahwa desa sebagai fondasi kehidupan bangsa berada dalam ancaman serius.

Rano menegaskan, kegelisahan ini bukan hal baru. Kekhawatiran terhadap nasib desa dan kebudayaan telah dirasakan DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan sejak lima tahun lalu. Dari situlah lahir komitmen untuk menghadirkan Pancasila secara nyata di desa-desa.

“Kita harus memberikan Pancasila di desa, kita harus mengisi Pancasila di desa. Memang tidak banyak pesertanya, karena desa tidak terlalu populer. Tapi sesungguhnya, itulah kehidupan abadi di Indonesia,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rano Karno juga menyampaikan apresiasi kepada para juri dan seluruh peserta Festival Desa 2025 dari berbagai daerah di Indonesia. Ia menilai karya-karya peserta telah menjadi dokumentasi penting tentang wajah desa yang harus dijaga dan dilindungi bersama.

Rano turut menyampaikan terima kasih atas pengabdian Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan, Aria Bima, yang telah menyelesaikan masa tugasnya, sekaligus menyambut kepemimpinan selanjutnya yang akan dilanjutkan oleh Once. Ia menekankan bahwa setiap tugas memiliki waktunya, namun perjuangan kebudayaan tidak pernah berakhir.

Ia menegaskan, Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan tidak memiliki tujuan politik praktis. Seluruh program yang dijalankan berangkat dari semangat Trisakti, khususnya berkepribadian dalam kebudayaan, dengan tujuan menjaga bumi pertiwi.

“Ibu kita sedang sakit, Ibu Pertiwi sedang sakit. Ini bukan akhir, ini awal untuk melanjutkan perjuangan. BKN akan siap membantu, dan ini tugas kita bersama,” kata Rano Karno yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Menutup sambutannya, Rano Karno mengucapkan selamat kepada para pemenang Festival Desa 2025 Piala Megawati. Ia berharap karya yang dihasilkan para peserta dapat menjadi pengingat bahwa desa bukan hanya ruang geografis, melainkan identitas dan kehidupan yang wajib dijaga demi masa depan Indonesia.

Quote