Ikuti Kami

Abidin & BKKBN Kompak Perangi Stunting di Bojonegoro

Sinergi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI terus dilakukan.

Abidin & BKKBN Kompak Perangi Stunting di Bojonegoro
Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri.

Bojonegoro, Gesuri.id – Sinergi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI terus dilakukan.

BKKBN Jatim (Perwakilan BKKBN Provinsi JawaTimur) bersama Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri menggelar Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Sasaran Bangga Kencana di Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, Senin (15/11).

Baca: Gibran Siap Beri Sanksi Guru Pelanggar Prokes

Kegiatan dihadiri oleh Abidin Fikri, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dan Sekretaris Dinas P2KB Bojonegoro.

Abidin Fikri menjelaskan bahwa BKKBN adalah salah satu instansi yang sangat strategis dalam pelaksanaan keluarga berencana.

"Melalui Keluarga Berencana itu akan terbentuk generasi berkualitas, yang mampu berdaya saing menuju generasi emas dan Indonesia maju," ujar Abidin. 

Politisi PDI Perjuangan itu pun mengajak masyarakat Ngraho dan Bojonegoro umumnya untuk bersama mencegah stunting.

Abidin menegaskan, Stunting merupakan persoalan serius bagi bangsa ini. 

"Karena stunting bisa menghambat tercapainya Indonesia Emas 2045," ujarnya. 

Sementara itu, Waluyo Ajeng Lukitowati, selaku Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Hal itu mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca: Abidin Gelar Sosialisasi Sukseskan Bangga Kencana

Pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,6%, artinya 1 dari 3 balita Indonesia menderita stunting. 

Angka ini menjadikan Indonesia berada pada urutan ke-4 negara dengan angka stunting tertinggi di dunia. Sedangkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur tidak terpaut jauh dari nasional, yakni 26,86%.

"Oleh karenanya, kami mengharap dukungan dari berbagai pihak untuk bergandengan tangan dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Jawa Timur," ujar Ajeng.

Quote