Ikuti Kami

Ansy Serap Aspirasi Masyarakat Timor Tengah Selatan

Aspirasi dari lapangan mengenai pelbagai kebutuhan masyarakat, juga melakukan belanja masalah pertanian di TTS.

Ansy Serap Aspirasi Masyarakat Timor Tengah Selatan
Anggota Komisi IV DPR Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dan tim kerja menggelar diskusi virtual bersama para penerima bantuan Alsintan dan penerima bantuan Ternak Sapi dan Ternak Kambing di Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). (Foto: Istimewa0

Timor Tengah Selatan, Gesuri.id - Dalam rangka kegiatan serap aspirasi (reses) hari pertama masa tahun persidangan IV, baru-baru ini, Anggota Komisi IV DPR Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dan tim kerja menggelar diskusi virtual bersama para penerima bantuan Alsintan dan penerima bantuan Ternak Sapi dan Ternak Kambing di Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). 

Politikus PDI Perjuangan tersebut ingin mendengar aspirasi dari lapangan mengenai pelbagai kebutuhan masyarakat, juga melakukan belanja masalah pertanian di TTS.

Diskusi virtual digelar di rumah Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan yang juga Anggota DPRD TTS Fraksi PDI Perjuangan,  Deny Ninu. 

Baca: Pengadaan Alsintan Kementan Sesuaikan Karakteristik Daerah

"Melalui kegiatan serap aspirasi, saya jadi lebih mengetahui aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta masalah dan kendala yang dihadapi di lapangan," ujar Ansy. 

Untuk menjadi juru bicara masyarakat, Ansy menyadari dirinya harus menjadi pendengar yang baik, lebih banyak mendengar masyarakat.

Melalui reses, Ansy juga menjalankan fungsi pengawasan sebagai Anggota DPR RI dari Dapil NTT II. 

"Mengawasi setiap pelaksanaan bantuan yang telah disepakati dalam rapat bersama Kementerian/Lembaga mitra Komisi IV. Sejauh mana proses bantuan hasil kerja sama anggota Komisi IV dengan para mitra kerja telah didistribusikan ke warga penerima program bantuan. Bantuan-bantuan yang telah dialokasikan ke daerah juga dapat saya awasi saat masa reses," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, ketika dalam pelaksanaan di lapangan ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan bersama, maka sebagai anggota dewan, dirinya akan bersuara untuk mengawal praktik bantuan tersebut agar benar-benar tepat sasar dan tepat guna sampai ke masyarakat. 

Diskusi virtual itupun berjalan baik dalam suasana kekeluargaan. Walau pertemuan hanya dapat dilalukan via aplikasi zoom, warga tetap antusias dan bersemangat. 

"Banyak masalah-kendala di daerah serta pengetahuan baru saya peroleh dari diskusi virtual kali ini. Bahkan ada yang mengungkapkan kegembiraan dan terima kasih karena walaupun kami belum berjumpa secara langsung, namun berbagai jenis bantuan telah mereka terima," ungkap Ansy.

Ansy pun menyampaikan, kendala jarak dan perjumpaan fisik tidak boleh menghambat penyaluran program bantuan bagi masyarakat.

Da  daridiskusi tersebut, Ansy menyimpulkan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi warga Kecamatan Amanuban Tengah-Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang mayoritas berprofesi sebagai petani (lahan kering) yakni kekurangan air bersih untuk rumah tangga, pertanian dan perikanan air tawar. 

Masyarakat membutuhkan air untuk hidup, irigasi dan pengairan lahan pertanian. Mereka pun meminta dibangun sumur bor dan embung, agar mencukupi kebutuhan air. 

"Selain kebutuhan air untuk irigasi dan pengairan lahan pertanian, TTS punya potensi besar dalam hal pengembangan bawang putih dan Jeruk Keprok Soe yang sangat terkenal di masa lalu," ujar Ansy.

Dua potensi besar itu menarik perhatian Ansy untuk diperjuangkan. TTS bahkan punya kualitas bibit Bawang Putih dan Jeruk Keprok Soe yang baik namun masih terkendala sertifikasi bibit. Hal ini menyebabkan bibit harus dibeli dari luar TTS. 

Baca: Ansy: Jeruk Keprok Soe Layak Dikembangkan Kementan

Yang juga menarik, lanjut Ansy, seorang peserta reses secara spontan menunjukan hasil tanamnya berupa bawang putih yang memiliki kualitas baik. 

"Bawang putih dari bibit lokal mempunyai bentuk yang lebih besar ketimbang bawang putih dari bibir luar daerah karena lebih cocok dengan iklim dan tanah di TTS," ungkap Ansy. 

Tahun 1980-1990-an, lanjut Ansy, Jeruk Keprok Soe sangat terkenal dan sudah sampai diekspor ke luar negeri, namun sekarang hanya tinggal kenangan. 

"Berdasarkan fakta ini, saya kembali bersemangat untuk memperjuangkan potensi besar ini agar dapat terus dikembangkan," ujar Ansy. 

Apalagi potensi Jeruk Keprok Soe telah dinyatakan sebagai varietas barkarakter impor oleh Kementerian Pertanian saat rapat Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. 

"Setelah menyerap aspirasi, menggali informasi dan pengetahuan serta melakukan belanja masalah dari masyarakat, saya berkomitmen akan meneruskan-menyuarakan kepada Kementerian Pertanian untuk ditindaklanjuti," ujar Ansy.

Quote