Ikuti Kami

Berkat Upaya Ansy, Petani Belu Raih Bantuan UPPO

Ansy: 13 kelompok tani itu sudah mendapatkan transfer pertama dari Kementerian Pertanian.

Berkat Upaya Ansy, Petani Belu Raih Bantuan UPPO
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema, (Ansy Lema) mendapatkan kiriman foto-foto dari 13 Kelompok Tani penerima bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema, (Ansy Lema) mendapatkan kiriman foto-foto dari 13 Kelompok Tani penerima bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini. 

Ansy mengungkapkan, setiap kelompok tani mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp 200 juta, sehingga total bantuan UPPO yang disalurkan mencapai Rp 2,6 miliar. 

Baca: Putra: RUU Larangan Minuman Beralkohol Menentang Keberagaman 

"Bantuan UPPO adalah hasil kerja sama saya dengan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. 13 kelompok tani itu sudah mendapatkan transfer pertama dari Kementerian Pertanian, yang dialokasikan untuk membangun rumah kompos dan kandang sapi komunal," ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

Ansy melanjutkan, pembangunan rumah kompos dan kandang sapi komunal adalah tahapan pertama dalam proses produksi pupuk organik. 

Sebagaimana tampak dalam kiriman foto-foto, Kelompok Tani Lalaho, Kelompok Tani 10 Bersaudara dan Kelompok Tani Setia Kawan di Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu sedang bergotong royong membangun rumah kompos dan kandang sapi komunal. 

Ansy menjelaskan, rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi untuk memproses pengomposan sisa hasil tanaman, jerami, limbah kotoran ternak, atau sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik/kompos. 

"Sedangkan kandang sapi komunal dibangun untuk peternakan sapi bersama, sehingga semua pengelolaan ternak sapi akan lebih terintegrasi untuk menghasilkan pupuk organik dalam jumlah yang besar," ujar Anggota DPR dari Dapil NTT II itu.  

Saat ini, sambung Ansy,13 kelompok tani sudah menyelesaikan pembangunan kandang komunal. Sementara itu pembangunan rumah kompos mencapai pemasangan rangka baja ringan. 

"Diperkirakan, dalam waktu dekat, 13 kelompok tani akan menyelesaikan tahapan pertama," ujar Ansy. 

Sesudah tahap pertama, lanjut Ansy,  mereka akan mendapatkan pencairan dana UPPO untuk dapat melangkah ke dua tahapan berikutnya, yakni pengadaan alat pengelola pupuk organik dan pengadaan ternak sapi beserta pakan. 

Baca: Eri-Armuji Bayari BPJS Hingga Sekolah Gratis Sampai SMA

Pada saatnya, lanjut Ansy, kelompok yang telah melaksanakan tiga tahapan ini sudah bisa memproduksi pupuk organik secara modern. 

"Produksi pupuk organik menjadi solusi untuk memperbaiki-memulihkan kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit) dan soil fatigue (kelelahan tanah) serta inefisiensi penggunaan pupuk anorganik/kimia di lahan pertanian mereka.  Para petani-peternak juga dapat memasarkan produk pupuk organik mereka, sehingga memberikan tambahan penghasilan," ujar Ansy. 

Untuk melancarkan distribusi/pemasaran pupuk organik, Ansy mengungkapkan para petani-peternak akan mendapatkan bantuan kendaraan roda tiga. 

"Saya sangat mengapresiasi budaya gotong royong yang ditunjukkan kelompok tani penerima bantuan UPPO. Ini menunjukkan komitmen, kerja sama dan persaudaraan sebagai sesama petani-peternak," ujar Ansy. 

Mereka, lanjut Ansy, telah membumikan ajaran Bung Karno tentang gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu tampak melalui pengerjaan sarana dan prasarana untuk produksi pupuk organik. 

"Semoga berbagai bantuan hasil aspirasi-kerja sama dengan mitra Komisi IV ini turut berkontribusi bagi percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Belu di perbatasan," ujar Ansy.

Quote