Ikuti Kami

BKNP PDI Perjuangan: Pentingnya Iman, Ilmu, Amal Dalam Islam

Refleksi Ramadhan BKNP PDI Perjuangan: Ilmu sebagai penentu baik buruknya perilaku seseorang.

BKNP PDI Perjuangan: Pentingnya Iman, Ilmu, Amal Dalam Islam
Ngabuburit Inspirasi Walisongo yang ditayangkan melalui kanal YouTube BKNP PDI Perjuangan, pada Selasa (11/5). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Di momen Ramadhan jelang Idul Fitri, dosen Pasca Sarjana di Institut PTIQ Jakarta Nur Rofiah mengingatkan pentingnya iman, ilmu, dan amal dalam kehidupan Islami.

Agar kehidupan manusia berjalan sesuai harapan, baik dunia dan akhirat, maka setidaknya harus dipahami tiga hal pokok yang diajarkan oleh Islam yaitu iman, ilmu, dan amal. 

Baca: Ngabuburit BKNP PDI Perjuangan Ingatkan Ummat Lawan Hoax

“Harmoni di antara iman, ilmu, dan amal merupakan hal terpenting yang diajarkan oleh Islam agar manusia benar-benar dipastikan untuk sukses hidup dunia dan akhirat,” kata Rofiah dalam program ngabuburit Inspirasi Walisongo yang ditayangkan melalui kanal YouTube BKNP PDI Perjuangan, pada Selasa (11/5).

“Dan dengan iman inilah setiap perbuatan manusia akan memiliki nilai di hadapan Allah SWT dan akan melahirkan kemaslahatan dan kemanfaatan untuk masyarakat sekitar,” ulasnya.

“Dampak dari beriman dengan benar, akan senantiasa melahirkan kemaslahatan-kemaslahatan bagi seluruh manusia dengan cara yang maslahat juga,” jelas Nur Rofiah.

Konsekuensi dari beriman secara benar adalah akan melahirkan kemaslahatan, baik itu untuk dirinya sendiri atau lingkungan sekitar. Itulah amal.

"Semisal orang berkata saya beriman kepada Allah, itu buktinya apa? Misalnya berbuat baik atau beramal shaleh. Dan berbuat baiknya itu harus maslahat untuk dirinya sendiri dan orang lain. Bukan dalam artian berbuat bagi orang lain dengan cara dzalim kepada diri sendiri, atau berbuat baik terhadap diri sendiri lantas dzalim kepada orang lain," lanjut Nur Rofiah

Selanjutnya, menurut Rofiah, praktek beragama yang mantap dan tidak mudah goyah itu bisa dicapai jika didasari oleh ilmu-ilmu agama yang benar. Yakni yang diperoleh dari sumber yang bisa dipercaya, bukan didasari oleh duga-duga dan dorongan hawa nafsu belaka. 

Menurutnya, kebutaan akan ilmu-ilmu agama telah membuat sebagian besar kaum beragama menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan mereka. Sehingga ada yang cenderung mengangkat orang-orang yang tidak paham agama sama sekali menjadi panutannya. 

Ketika dalam kondisi seperti ini, maka satu-satunya cara yang bisa mengontrol hawa nafsu dan perbuatannya adalah ilmu pengetahuan.

“Untuk bisa memastikan bahwa perbuatan kita itu memberi dampak baik bagi diri sendiri dan pihak lain sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, maka perlu ilmu. Tidak yang asal-asalan semisal ingin berbuat baik tapi caranya membahayakan,” jelas Nur Rofiah

Dia lalu menyampaikan bagaimana cara mendapatkan ilmu yang baik. Hal itu bisa didapatkan dari pengalaman, dari bertanya, atau memperbanyak bacaan. 

Untuk mendapatkan ilmu tidak harus duduk di bangku sekolah. Sebab setiap manusia sudah dibekali akal dan hati nurani untuk mengolah pengalaman menjadi sebuah ilmu pengetahuan.

Baca: BKNP PDI Perjuangan, Walisongo Tak Arabisasi Saat Berdakwah

"Dan cara untuk bisa berilmu itu tidak harus belajar secara khusus di bangku sekolah. Orang diberi akal dan hati nurani untuk memilah, memilah mana yang baik dan yang buruk adalah dengan akal, lalu  memilih atau berkomitmen yang baik itu dengan hati nurani," pungkas Nur Rofiah.

Program Ngabuburit BKNP PDI Perjuangan dengan tema besar ‘Mata Air Kearifan Walisongo’ hadir setiap hari pada bulan Ramadhan pukul 17.00 WIB. Sementara sebelum sahur, ditampilkan program sejenis juga. Semuanya dapat diikuti melalui kanal Youtube: BKNP PDI Perjuangan, Instagram: BKNPusat dan Facebook: Badan Kebudayaan Nasional Pusat.

Quote