Ikuti Kami

BMI Ajak Semua Pihak Lebih Peduli Akan Lapisan Ozon

BMI menggelar kegiatan bertema Merawat Pertiwi dalam rangka memperingati Hari Ozon Sedunia (World Ozon Day) yang jatuh pada 16 September.

BMI Ajak Semua Pihak Lebih Peduli Akan Lapisan Ozon
Kader DPP Banteng Muda Indonesia (BMI).

Jakarta, Gesuri.id - DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap upaya melindungi lapisan ozon dan mencegah dampak perubahan iklim.

Sebagai wujud nyata menjaga kelestarian bumi, DPP BMI menggelar kegiatan bertema Merawat Pertiwi dalam rangka memperingati Hari Ozon Sedunia (World Ozon Day) yang jatuh pada 16 September.

Kegiatan dalam bentuk bersih-bersih pantai, pelepasan tukik, penanaman dan transplantasi terumbu karang, penanaman mangrove, serta pengibaran bendera di bawah laut tersebut digelar di Pulau Payung, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (24/9).

Baca: BMI Sumut Dukung PDI Perjuangan Raih Kemenangan di Pemilu

Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPP BMI Allana Abdullah mengungkap bila acara tersebut sesuai instruksi Ketua Umum DPP BMI Mochamad Herviano agar pihaknya bergotong royong mebuat program yang bersifat menjaga kelestarian bumi.

"Kami dari BMI mengajak semua pihak untuk proaktif memulihkan lapisan ozon dan mencegah pemanasan global, antara lain dengan mentaati ketentuan Protokol Montreal, meningkatkan efisiensi energi, dan menciptakan teknologi yang ramah ozon dan ramah iklim,” ucap Allana dalam keterangan yang diterima.

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah zat, yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon atau bahan perusak ozon (BPO) seperti Hydrofluorocarbon (HFC).

Menurut Allana, bakti sosial ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Ia berharap, kegiatan Merawat Pertiwi dapat menggugah generasi muda untuk mengambil langkah yang sama terlebih Indonesia sebagai negara maritim yang dikenal memiliki lebih dari 17 ribu pulau.

“Sebagai negara kepulauan, kita sangat concern isu perubahan iklim dengan kenaikan suhu bumi, karena akan berpengaruh langsung sangat luas dan multisektoral pada kita, antara lain bencana alam dan ketahanan pangan,” sambungnya.

Allana sepakat pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut perubahan iklim merupakan tantangan nyata bagi semua pihak.

Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global.

Untuk itu, solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global merupakan kunci untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 pada awal November 2021 lalu, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim.

Mengutip World Meteorological Organization, perubahan iklim dan dampaknya pada 2021 semakin memburuk

Baca: Endhy Ajak Generasi Muda Berani Terjun ke Dunia Politik

Tahun 2021 mencatatkan suhu terpanas selama tujuh tahun terakhir.

Kondisi ini merupakan tantangan nyata, sebingga, menanggulangi dampak perubahan iklim menjadi isu prioritas dan menuntut kerjasama global seusai melewati pandemi Covid-19.

“Kami mendukung langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan hidup ini, dan khususnya mengapresiasi para pemimpin G20 agar terus mencapai kesepakatan pencegahan pemanasan global,” kata Allana.

Dalam kegiatan tersebut, BMI pun melakukan pembagian sembako kepada masyarakat dan mengunjungi UMKM perajin olahan buah sukun.

Quote