Ikuti Kami

Institut Sarinah Bersolidaritas dengan ART Korban KDRT

Waktu penyerahan sengaja dipilih tanggal 1 Juni 2021 sebagai bagian dari Peringatan Harlah Pancasila dengan cara yang lebih substantif.

Institut Sarinah Bersolidaritas dengan ART Korban KDRT
Direktur Institut Sarinah (InSari) Eva Sundari.

Surabaya, Gesuri.id - Direktur Institut Sarinah (InSari) Eva Sundari mengunjungi EAS, ART korban penyiksaan majikan di Surabaya dan menyerahkan bantuan dana solidaritas para ART di 5 wilayah se Indonesia yang dimobilisasi oleh Jala PRT dan InSari.

Eva menyatakan, waktu penyerahan sengaja dipilih tanggal 1 Juni 2021 sebagai bagian dari Peringatan Harlah Pancasila dengan cara yang lebih substantif.

"Dana solidaritas sebesar Rp 8 juta tersebut akan digunakan sebagai modal sebesar Rp 7,5 jt dan sisanya untuk kebutuhan EAS sehari-hari," ungkap Eva.

Baca: Eva : Kader GMNI Sumenep Ini Ikuti Jejak Kartini

Selain bantuan uang, InSari juga menyerahkan bantuan material berupa popok dewasa untuk EAS yang belum sepenuhnya pulih dari kesehatan fisiknya akibat pukulan badan, terutama bagian kedua kaki dari majikan selama 13 bulan lebih. 

Penyerahan bantuan disaksikan Pitono, Kepala UPT Dinsos Pemprov Jatim beserta para Pendamping Korban. 

"Selain mengurus Korban EAS, Pemprov Jatim juga mengurus dua anak korban agar terpenuhi hak-haknya terkait pendidikan dan perlindungan," jelas Pitono. 

EAS terkejut dan terharu dengan bantuan solidaritas dari sesama ART tersebut. 

"Terima kasih kawan-kawan PRT, bantuan akan saya gunakan untuk modal mracangan dan saya nanti lapor terus ke pak Pitono pakai HP anak saya," ujar EAS terbata-bata. 

Secara spontan, Eva Sundari menyerahkan buku notes dan ballpoint miliknya untuk membantu EAS mencatat doa-doa yang dipelajarinya. 

"InSari ingin memperingati Harlah Pancasila dengan mengunjungi Sarinah yang sedang membutuhkan perlindungan negara. Kita berharap DPR dan Pemerintah segera meloloskan RUU PPRT sebagai bentuk kehadiran negara untuk Pekerja Rumah Tangga yang jumlahnya mencapai 10 juta lebih," kata Eva.

Baca: Rampak Sarinah Tulungagung Praktik Trisakti dengan Menari

Menurutnya, Pancasila harus menjadi ideologi yang hidup, untuk menggerakkan kita membangun sistem yang membebaskan rakyat dari eksploitasi orang ke orang dan bangsa ke bangsa sebagaimana penjelasan Bung Karno. 

Ketua Jala PRT, Lita Anggraeni menyatakan lega karena dana solidaritas sudah sampai kepada ART EAS dan berharap dana tersebut dapat membantu EAS untuk bisa mandiri secara ekonomi dengan menjadi pedagang.

"Penyiksaan ART terus menerus terjadi. Kita membutuhkan UU PPRT untuk mencegah penyiksaan ART terulang dan syukur bisa dihentikan total," kata Lita Anggraeni.

Quote