Tapanuli Utara, Gesuri.id – Suara kokok ayam dan riak air kolam lele menyambut siapa saja yang datang ke Dusun II Siriaria, Desa Nahornop Marsada, Kecamatan Pahae Jae. Di sinilah, Jono Panjaitan, anggota DPRD Tapanuli Utara sekaligus Ketua PAC PDI Perjuangan Pahae Jae, mengubah lahan sederhana menjadi pusat pemberdayaan warga.
Bukan sekadar beternak ayam petelur, Jono membangun ekosistem usaha yang berkelanjutan. Kotoran ayam tak terbuang sia-sia, melainkan dimanfaatkan untuk pakan ikan lele yang dipelihara di bawah kandang. Dengan cara ini, tak ada bau tak sedap yang mengganggu warga sekitar.
“Manfaatnya besar sekali, bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi masyarakat. Sudah banyak kepala desa dan warga lain yang ingin mencontoh peternakan ini,” ujar Jono dengan mata berbinar.
Apa yang dilakukan Jono mendapat apresiasi dari Ketua DPC REPDEM Tapanuli Utara, Alfredo Sihombing. Saat meninjau langsung kandang ayam tersebut, ia menyebut langkah Jono sebagai contoh nyata pemberdayaan ekonomi rakyat yang sejalan dengan program ketahanan pangan pemerintah.
“Mari kita dukung pemanfaatan sumber daya lokal untuk kesejahteraan masyarakat. Dari sini kita bisa lihat bagaimana kreativitas mengelola lingkungan bisa memberi nilai ekonomi,” kata Alfredo.
Lebih dari sekadar usaha pribadi, peternakan ini membuka lapangan kerja baru. Saat ini empat orang warga sudah dipekerjakan, dan dalam waktu dekat, Jono berencana menambah sepuluh pekerja lagi karena produksi telur siap panen.
Kebersihan dan kenyamanan tetap menjadi perhatian utama. Para pekerja rutin membersihkan kandang, mengatur sirkulasi air, dan memastikan budidaya ayam serta ikan berjalan seimbang tanpa merugikan lingkungan sekitar.
“Gedung bisa kita bangun, arsip bisa kita cetak ulang. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana usaha ini mengurangi pengangguran dan meningkatkan perputaran ekonomi,” tegas Jono.
Di tengah desa yang tenang, peternakan ayam petelur ini menjadi bukti bahwa inovasi sederhana bisa menghadirkan harapan baru. Dari telur-telur yang dipanen setiap hari, lahir pula keyakinan bahwa kemandirian ekonomi rakyat bisa dimulai dari desa.